Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Arca dan Prasasti Kuno Sengaja Dipotong di Museum Mpu Purwa

15 Desember 2017   07:01 Diperbarui: 16 Desember 2017   05:12 3654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arca kuno sengaja dipotong di Museum Mpu Purwa, Malang (Dokpri)

Sebelum dibangun Balai Penyelamatan, pada 1970-an sejumlah koleksi pernah disimpan di pojok kantor DPU di Jalan Bengkel. Karena ada empat arca dilaporkan hilang, koleksi pun mulai berpindah ke Taman Rekreasi Senaputra dan ke Rumah Makan Cahyaningrat yang sekarang sudah tidak ada lagi. Setelah koleksi semakin banyak, mulai dibangun Balai Penyelamatan. Peresmian tempat ini dilakukan oleh Walikota Malang pada 2004.

Koleksi dari Gereja Kayutangan ikut dipindahkan ke sini. Arca-arca itu berada di Gereja Kayutangan sejak masa pendudukan Belanda. Hingga saat ini, arca di museum telah mewakili lima masa kerajaan, yaitu Kanjuruhan, Mataram Kuno, Kadiri, Singhasari, dan Majapahit. 

Sebagian besar berupa arca Ganesha, Mahaguru,  Siwa, Wisnu, Brahma, Trimurti, Dwarapala, Nandiswara, Mahakala, Durgamahisasuramardini, Sangkara, Lembu Nandi, Dwarajala (saluran air), Laksmi (Dewi Kesuburan), sejumlah umpak (batu penyanggah tiang), struktur batu merah, ornamen kuncup teratai, pipisan, miniatur puncak candi, simbar (hiasan pelengkap pada struktur bangunan candi), dan berbagai arca tokoh dewa.  

Beberapa koleksi di dalam ruang pamer museum (Dokpri)
Beberapa koleksi di dalam ruang pamer museum (Dokpri)
Di dalam museum terdapat koleksi unik, berupa patung Ganesha Tikus masa Kerajaan Singasari. Patung Ganesha terbuat dari batu andesit hitam, sedang menunjukkan ekspresi marah, dan duduk di atas seekor tikus. Biasanya Ganesha duduk di atas tikus terdapat di India.

Melengkapi museum terdapat sejumlah prasasti, antara lain Prasasti Dinoyo II, Prasasti Muncang, Prasasti Kanuruhan, dan replika Prasasti Taji.

Sayang perhatian Pemerintah Kota Malang terhadap museum ini masih kurang. Padahal pemkot pernah mendapatkan anugerah dari Kemdikbud sebagai pemkot peduli cagar budaya. Penataan Museum Mpu Purwa justru mendapat kucuran dana dari APBN, bukan APBD.

Museum Mpu Purwa beralamat  Jalan Soekarno-Hatta 210 Malang, Telepon 0341-404515. Museum buka Senin hingga Kamis pukul 08.30-15.00 dan Jumat pukul 08.30-14.30.  Tiketnya gratis loh.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun