Seusai dari ruang pameran, saya sempat ngobrol-ngobrol dengan Kepala Galeri Nasional, Andre. Saya tanya kenapa status Galeri Nasional masih rendah, padahal dua instansi yang juga menyandang predikat nasional, yakni Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dan Arsip Nasional (Arnas), sudah tinggi. Setau saya, Kepala Perpusnas dan Arnas bereselon 1, sementara Kepala Galnas bereselon 3.
Menurut Andre, Galnas diidentikkan dengan UPT (Unit Pelaksana Teknis) di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan. Jadinya susah disejajarkan dengan Perpusnas dan Arnas. Salah satu cara adalah memperbaiki nomenklatur itu ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Keberadaan Galeri Nasional—dan juga Museum Nasional—layak  ditingkatkan. Ini karena merupakan grand design yang dibuat oleh Soekarno pada masa lalu. Museum berada di Medan Merdeka Barat, Galeri di Medan Merdeka Timur, dan Perpustakaan di Medan Merdeka Selatan. Perlu diketahui, dulu koleksi Galnas merupakan bagian dari koleksi seni rupa Musnas. Boleh dikatakan kini Galnas menjelma menjadi Museum Seni Nasional.
Ngomong-ngomong sudah dulu yah ceritanya. Silakan teman-teman langsung berkunjung saja. Mumpung masih tersisa waktu empat hari. Ingat sampai 30 Agustus 2016.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H