Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalau Prabowo Menang, Sandiaga yang Kalah

26 Januari 2019   22:15 Diperbarui: 27 Januari 2019   08:23 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rakyat yang mempunyai hak pilih akan mengikuti pemilihan umum serentak pada tanggal 17 April 2019, tiga bulan lagi. Kali ini  sekaligus ada lima kotak suara yang perlu disiapkan oleh Komisi Pemilihan Umum yaitu kotak suara anggota DPR, DPD, DPRD, partai politik (parpol) dan puncaknya adalah pemilihan presiden Republik Indonesia. Pemilihan presiden ini tampaknya yang paling seru dan paling heboh :  Jokowi- Ma'ruf versus Prabowo=Sandiaga.

Berbagai berita hoaks atau beneran saling berseliweran. Hoaks bisa jadi berita beneran dan berita beneran bisa jadi hoaks. Pokoknya seandainya Prabowo kentut di Bekasi maka baunya akan tersebar sampai ke Banyuwangi.

Demikian pula kalau Jokowi bersin di Cakung maka suaranya akan terdengar sampai ke Bandung. Apalagi kalau keduanya masing-masing memegang parang atau kelewang, maka bukan berita yang berseliweran lagi tapi mungkin bedil dan meriam yang bertentuman.

Padahal, mereka hanya memegang-megang  pedang dan kelewang saja. Jadi kepastian siapa yang akan menghuni Istana Negara akan terungkap dalam waktu tiga bulan lagi. Ya, tiga bulan lagi.

Sementara itu, munculnya Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden (cawapres), bagaikan jatuh dari langit. Jatuh begitu saja, tiba-tiba dan di luar dugaan siapapun. Karena sebelumnya ambisi Sandiaga hanyalah jabatan gubernur DKI Jakarta saja. Ia juga terjun ke dunia politik  bagaikan meteor jatuh.

Tanpa punya pengalaman birokrasi, tanpa dukungan partai politik (parpol), tanpa pengalaman apapun dalam bidang politik, tanpa menjadi pengurus atau ketua parpol, dengan gagah perkasa ia terjun ke dunia politik yang penuh dengan intrik dan hiruk-pikuk.

Berpasangan dengan Anies Baswedan yang lebih berpengalaman, pada tahun 2017  Sandiaga berhasil mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot  Saiful Hidayat sehingga Sandiaga berhasil menduduki jabatan wakil gubernur dan tentu saja jabatan utamanya berada di tangan Anies yang lebih senior serta lebih menang segala-galanya di bandingkan dengan Sandiaga. 

Namun, beberapa bulan kemudian dalam kebimbangan serta ketidak-menentuan mengenai siapa orang yang paling layak menjadi cawapres yang akan mendampingi Prabowo Subianto, secara tak terduga justru Sandiaga yang dipilih, bukan Anies ...... padahal pada saat itu barangkali jabatan inilah yang sebenarnya menjadi target Anies. 

Demikianlah Anies telah digagalkan oleh Sandiaga yang nyelonong masuk dalam lingkaran Prabowo tanpa hujan tanpa angin. Kata orang, kalau rezeki takkan lari kemana-mana, ia akan menghampiri bila waktunya tiba. Sandiaga yang semula berambisi untuk jadi gubernur DKI Jakarta, sekarang malah dipilih jadi cawapres yang  sebenarnya justru diinginkan oleh Anies.

Sandiaga yang baru berusia 50 tahun memang seorang pengusaha muda yang sukses dalam bidang bisnis. Konon, ia termasuk orang terkaya ke 37 dengan total kekayaan US $ 660 juta per 2011, mungkin sekarang sudah jadi US $ 1 miliar sehingga ada yang menduga bahwa barangkali hal ini yang menjadi sebab utama ia terpilih sebagai cawapres Prabowo. 

Terlepas dari masalah itu, seandainya Prabowo memenangkan pemilu presiden 2019 nanti, maka Sandiaga akan menjadi wakil presiden untuk mendampinginya. Tetapi kemungkinan besar Sandiaga hanya menjadi pajangan dan bayang-bayang Prabowo yang tidak mempunyai gigi dan kuku. Kursi empuk wakil presiden semakin dalam menenggelamkannya karena hanya Prabowo yang paling berkuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun