Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Trip

Perjalanan Jakarta-Bangkok-Pattaya

11 Mei 2018   10:32 Diperbarui: 11 Mei 2018   10:41 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Melalui Bayu Buana Travel Services, saya dan isteri merancang sebuah perjalanan liburan ke Bangkok dan Pattaya. Setelah melalui pembicaraan yang cukup panjang, akhirnya Anggun, staf Bayu Buana yang ramah, berhasil merencanakan sebuah perjalanan wisata selama 4 hari 3 malam khusus untuk kami berdua. Jakarta-Bangkok menggunakan Thai Airways, di Bangkok menginap 2 malam di Picnic Hotel dan di Pattaya selama semalam saja. 

Kami akan dijemput oleh guide lokal yang bisa berbahasa Indonesia yang bernama Noi saja. Biaya seluruhnya sekitar Rp 11,2 juta belum termasuk tip untuk guide dan sopir sebesar US 40,-yang melayani kami selama 4 hari 3 malam tersebut.

Demikianlah, dengan pesawat Boeing 777 flight nomor TG 434 kami berangkat menuju Bangkok melalui Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Untuk pertama kalinya saya memasuki Terminal 3 ini sehingga sangat takjub melihat betapa besar, megah dan luas terminal ini. Dapat dikatakan bahwa terminal ini menjadi terminal udara kebanggaan Indonesia. 

Saking luasnya, maka untuk menuju ke Gate 7 kami harus berjalan kaki yang cukup jauh dan melelahkan. Tetapi kami merasa bangga memiliki sebuah terminal yang tidak kalah bagusnya dengan terminal lainnya di dunia.

Kami tiba di Airport Suvarnabhumi, Bangkok, sekitar pukul 18.00 karena terjadi kelambatan pada saat berangkat dari Jakarta. Pemeriksaan paspor dan bagasi berjalan sangat lancar. Namun sayang sekali, kami mencari-cari Noi yang akan menjemput kami, ternyata tidak ada. Atas bantuan seorang penjemput lain, kami diarahkan untuk minta bantuan kepada Association of Thai Travel Agency. 

Tak lama kemudian datanglah seorang yang membantu kami mengantarkan ke sebuah mobil jemputan tanpa bicara sepatahpun karena dia tidak mengerti bahasa Inggris. Mobil jemputan yang kemudian menjadi kendaraan utama dalam wisata ini sebuah Toyota Commuter berkapasitas 15 orang. Dan sopirnya pun tidak mengerti bahasa Inggris juga.

Kami tiba di Picnic Hotel sekitar pukul 19.00 karena jalanan macet luar biasa, sama dengan di Jakarta, yaitu saat rush hour.Dan Noi pun muncullah dan minta maaf. Kmi menginap di Picnic Hotel sebuah hotel bintang 4 dengan kapasitas 180 kamar, terdiri dari 5 lantai. 

Kamarnya bersih dan nyaman serta makanannya sesuai dengan selera. Menurut Noi kami akan bergabung dengan 10 peserta lainnya untuk berangkat ke Pattaya keesokan harinya. Kami akan dijemput pada pukul 8.30. Ternyata peserta tambahan tersebut terdiri dari 6 orang Indonesia dan 4 orang berasal dari Filipina.

Setelah menunggu sekitar 1,5 jam akhirnya kami berangkat dari hotel ke Pattaya dengan menggunakan Toyota Commuter yang dijejali oleh 12 orang plus beberapa tas besar milik para penumpangnya yang akan menginap di Pattaya. Yang pertama kami kunjungi adalah Wat Arun Temple of the Dawn yang terbuat dari pecahan keramik yang didatangkan dari Tiongkok pada ratusan tahun yang lalu. 

Setelah tiba di Bangkok ternyata keramik yang didatangkan dari Tiongkok itu telah hancur dalam perjalanan laut yang lama. Akhirnya pecahan keramik itu dirangkai satu demi satu sehingga menjadi sebuah kompleks bangunan pagoda yang megah dan cemerlang dengan beberapa menara yang menjulang tinggi. Di tempat ini kami bertemu dengan rombongan dari Pekanbaru yang terdiri dari 9 orang dan dipimpin oleh seorang guide Thai yang berbahasa Indonesia.

Sebelum sampai ke Pattaya kami mampir di sebuah pusat penjualan madu yang bernama Big Bee. Disini kami dipandu oleh seorang marketer yang pandai berbahasa Indonesia bernama Nikolai yang biasa dipanggil dengan nama Koko. Banyak produk madu aseli yang dihasilkan dijual melalui internet dan langsung kepada pembeli seperti kami. Kami makan siang di MBK Mall, sebuah mall terbesar di Bangkok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun