Mohon tunggu...
Djatmiko
Djatmiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Muda

Pemuda Dayak terlahir cinta dari tanah jawa. Saya menulis untuk menjaga kelestarian budaya dan alam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dinamika Kawasan Timur Tengah Pasca Perang Dingin

15 Juni 2020   23:14 Diperbarui: 15 Juni 2020   23:45 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada saat perang dingin beberapa wilayah terbagi menjadi beberapa kubu salah satunya Uni Soviet bersekutu denga Arab, Mesir dan Irak sedangakan Amerika bersekutu dengan Israel. Kubu-kubu seperti inilah yang membuat perubahan dibeberapa wilayah timur tengah.Pada saat itu Uni Soviet bersekutu dengan Arab bukan karena mengingkan minyaknya melaikan untuk melakukan Gerakan perubahan yang besar untuk melawan Amerika Serikat.

Perang dingin di Timur Tengah dapat dibagi menjadi dua kubu yang pertama tahun 1940-an hingga pertengahan tahun 1950-an. Pada fase ini membuat wilayah Uni Soviet dan barat bertemput diwilayah utara Kawasan Timur Tengah yang berbatasan dengan Uni soviet sendiri. Namun pada awal pertengahan Uni soviet tidak berani melawan barat disebabkan masih belum memiliki kekuatan. Pada akhir fase pertama tahun 1955 – 1974-an Uni Soviet memiliki kekuatan dikarenakan memiliki sekutu wialayah Timur Tengah yang tergolong radikal seperti Mesir, Irak, Suriah dan Moskow. Di fase inilah banyak pertempuran wilayah seperti Arab dan Israel, Perang Yaman (1962-1970) dan Perang Aljazair (1954-1962).

Di fase kedua barat kehilangan tempat di Kawasan Timur Tengah sebab setalah terjadinya perang Arab dan Israel, arab mengetahu bahwa Amerika bersekutu dengan Israel. Pada fase kedua ini Uni Sovie mulai diusir oleh Mesir secara berlahan karena dianggap Mesir sekutu yang tidak dapat diandalkan. Di fase inilah sekitar tahun 1970-an Amerika Serikat memperoleh hati di Kawasan Timur Tengah. Di fase ini Timur Tengah menjadi agen maneuver antara Amerika dan Uni Soviet.

Di Fase ke tiga, Turki berhasil invansi ke wilayah Siprus pada tahun 1974 dengan kemenangan revolusi islam di Iran. Di Afganistas pada akhir tahun 1979 terjadi perang, pada saat itu Amerika Serika mendapatkan dukungan dari Pakistan, Israel, Mesir dan Arab Saudi. Kemudian fase yang ke empat, perang dingin dimulai pada tahun 1985 pada saat itu kepemimpinan Uni Sovirt dipegang oleh Mikhail Gorbachev. Naiknya Mikhail Gorbachev memberikan dampak pada Kawasan Timur Tengah pada saat itu perang Irak dan Iran berakhir pada tahun1988.

            Dampak perang dingin yang dapat kita lihat adalah di Turki, sejak itu Turki merasa cemas dikarenkan turki ingin maju bekembang dalam ekonominya yang bersekutu dengan barat namun disisi lain turki takut mendapatkan tekanan dari Rusia. Kecemasan ini akhinya menjadi kenyataan pada tahun 1945 USSR mengusulkan untuk meminta bagian wilayah pangkalan di selat Turki. Hingga akhinya Turki meminta bantuan ke pada barat pada tahun 1947 akhinya Turki mendapatkan ke sepakatan menjadi anggota NATO. Setelah bergabung Turki mendapatkan banyak kekuatan mulai dari ekonomi dan banyaknya kekuasaan suwasta yang berkuasa, oleh sebab itu munculah penolakan-penolakan dari Islamis Kiri dan kanan karena ditakutkan Turki menjadi negara yang Skuler.

            Kemudian muncul sebuah peramasalahan lagi saat pulau Siprus pantai selatan Turki diduduki oleh Inggris pada tahun 1878. Jumlah penduduknya mencapai setengah juta penduduk yang didominasi oleh Yunani. Pada saat itu orang-orang Turki sangat menentang dengan pemikiran Yunani. Pada tahun 1974 turki menginvansi pulau tersebut hingga orang Yunani di Siprus melarikan diri ke Yunani.

            Perang dingin juga menyebabkan adanya perselisihan antara Israel dan Arab tahun 1956 diakatakan sebagi perang Mesir menghadapi Israel yang didukung oleh Inggris dan Prancis. Perang ini terjadi disebabkan oleh Inggris dan Prancis, sebab kedua negara ini tidak senang dengan kebijakan Gamal Abdul Nasser untuk menasionalisasi Terusan Suez. Dalam sebuah sejarah Terusan Suez dikuasai dan telah memberikan keuntungan bagi Inggris dan Prancis, sehingga ketika Israel telibat perang  Ingris dan Prancis ikut camput.

            Perang Arab Israel terus berlanjut hingga pada perang berikutnya pada tahun 1967, namun perang ini hanya berjalan 6 hari. Namun pasukan dari Arab dikerahkan dalam perang ini sangatlah besar dan yang menjadi pemenang dalam perang 6 hari ini adalah Israel yang dibantu oleh Prancis dan Inggris. Kemanangan ini membuat dunia melihat Israel sangatlah hebat sebab pasukan yang dibawa Arab sangatlah banya mustahil dalam waktu 6 hari dengan pasukan yang banyak Israel mampu menang dalam petempuran tersebut.

            Titik Balik Regionalisme tahun 1967 Israel tampaknya sudah memperoleh lebih dari apa yang diinginkan Isarel. Krisis yang terjadi di Timur Tengah menyebabkan dampak tentang kebijakan penggunakan nuklir dan hubungan timur barat. Sebab Timur tengah selalu waspada dalam penggunaan nuklir lawan.

 

Refrensi :

Halliday, Fred. (2005). The Middle East in International Relations. New York: Cambridge University Press

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun