Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kembalikan Kabah pada Khittahnya

2 Agustus 2020   20:45 Diperbarui: 4 Juni 2021   10:48 13958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mekah Tower Simbol Bisnis Besar di Belakang Ka'bah (Sumber: dokpri)

Jumlahnya bisa 3-4 kali lipat atau sekitar 1000 - 1200 Trilyun Rupiah tiap tahunnya. Kota Mekah, dan Madinah, benar-benar menggantungkan hidupnya dari bisnis yang mendompleng ibadah ini. Para pendatang dari luar negeripun turut mengadu nasib mulai dari pedagang hingga pelayan hotel.

Baca juga: Menguak Misteri Suci Keajaiban Angka dan Kabah yang Jarang Diketahui

Wabah Covid-19 mengubah segalanya. Mekah yang tadinya ramai dikunjungi para jamaah mendadak sepi. Masjidil Haram tampak kosong melompong, hanya beberapa petugas saja yang terlihat sedang membersihkan lantai. Ka'bah disterilkan dan dipagari agar tidak disentuh para jamaah seperti selama ini terjadi. 

Hajar Aswad kembali menjadi barang suci yang tak boleh disentuh siapapun, padahal tahun-tahun sebelumnya para jamaah bisa menggunakan jasa calo untuk membantu menyentuh dan menciumnya.

Hotel-hotel tak lagi berpenghuni, restoran banyak tutup, toko souvenir nelangsa. Tak ada lagi pembeli dari luar negeri yang selama ini menyumbang sekitar 90% lebih pendapatan mereka.

Di dalam negeri pun lockdown diberlakukan sehingga mengurangi pergerakan orang antar kota. Kota Mekah dan Madinah nyaris lumpuh karena tidak ada lagi perputaran uang dari para jamaah haji. Pengawasan ketat oleh aparat keamanan setempat juga membuat kehidupan menjadi sunyi.

Namun sebaliknya, ibadah haji tahun ini menjadi lebih khidmat karena hanya diikuti oleh 10 Ribu jamaah saja. Protokol kesehatan yang diterapkan seperti menjaga jarak membuat jamaah lebih leluasa untuk beribadah, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang berdesak-desakan nyaris tanpa kontrol. 

Pelaksanaan ibadah menjadi jauh lebih tertib dan teratur, tidak balapan seperti dulu. Semua tampak rapi berjajar sesuai dengan jarak yang ditentukan, tidak ada saling mendahului satu sama lain. Para jamaah yang terpilih dapat melaksanakan ibadah haji dengan khusyuk tanpa gangguan senggolan dengan jamaah lain atau takut diusir askar.

Baca juga: Detik-detik Penggantian Kiswah Kabah yang Jarang Diketahui Orang

Petugas kebersihan menjadi leluasa dalam bekerja dan tidak terlalu repot memberi batas seperti dulu. Pembangunan perluasan masjid juga dapat dilakukan dengan nyaman dan bisa dikebut lebih cepat dari jadwal karena tidak terganggu oleh lalu lalang jamaah yang selama ini bertebaran di sekitar masjid. 

Tak ada lagi 'calo' untuk membantu jamaah mencium Hajar Aswad. Semua beribadah dan bekerja sesuai dengan niatnya. Boleh dibilang tidak ada lagi unsur bisnis yang menyertai ibadah haji tahun ini karena semua biaya sudah ditanggung oleh pemerintah kerajaan Arab Saudi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun