Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gara-gara Pandemi Jadi Belajar Biologi

13 Juni 2020   12:09 Diperbarui: 13 Juni 2020   12:35 1666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cabang Ilmu Biologi (Sumber: utakatikotak.com)

Waktu SMA dulu, saya dan mungkin banyak teman-teman yang 'malas' belajar biologi, kecuali mereka yang memang ingin menjadi dokter atau sarjana pertanian serta turunannya. Bayangkan, jumlah halaman buku pelajaran biologi saja bisa satu rim dan isinya teori semua, mengalahkan buku pelajaran fisika dan matematika yang lebih banyak berisi latihan soal ketimbang teori. 

Kebayang kan kalau mau ujian, satu buku tersebut harus dihafal semua, padahal yang diujikan paling tidak sampai 10% dari isi bukunya. Akhirnya bukannya menghafal beberapa teman malah membuat contekan kalau lagi ulangan atau ujian akhir semester. Lumayanlah nilai rapor tidak sampai dikotori tinta merah dan bisa lolos masuk jurusan IPA. Bagi saya, biologi sama seperti ilmu sosial, isinya hanya hafalan semua, tak ada logika matematika atau fisika di dalamnya.

Saat wabah bergulir dan keadaan mulai mencekam, apalagi pas melihat tayangan video orang-orang pada jatuh bergelimpangan, saya jadi takut setengah mati dan ga berani keluar rumah sama sekali. Apalagi konon katanya penularannya sangat cepat dan bisa menimbulkan sesak nafas yang berujung kepada kematian. Apa ga semakin ngeri tuh mendengarnya.

Lambat laun, saya mulai rajin membuka kembali mata pelajaran biologi khususnya yang berhubungan dengan virus untuk mengetahui apa penyebab penyakit dan bagaimana cara penyembuhannya. Saya mulai googling, mencari informasi yang sudah lama terkubur dalam-dalam karena ilmunya nyaris tidak pernah dipakai dalam keseharian. Beberapa kanal yutub juga mulai disambangi untuk mendengar langsung 'kuliah' gratis biologi khususnya virologi pada ahli atau ekspertise-nya.

Setelah beberapa minggu belajar online, barulah saya sadar bahwa belajar biologi khususnya virologi itu tak semata hafalan, tapi justru penuh dengan logika. Bagaimana virus itu timbul, mereplikasi, menginfeksi, hingga punya masa inkubasi lalu mati, semua ada polanya dan itu memerlukan hitung-hitungan tersendiri. Jadi apa yang selama ini dianggap hafalan atau textbook thinking ternyata bisa dipelajari dengan logika matematika dan fisika.

Pada dasarnya setiap makhluk, apakah itu makhluk hidup maupun jasad renik seperti virus, memiliki pola. sifat, karakter, dan tingkah lakunya sendiri-sendiri, beserta kelebihan dan kekurangannya. Dari pola-pola tersebut kita bisa mempelajari bagaimana cara untuk dapat hidup berdampingan dengan semua makhluk yang ada di muka bumi ini.

Misalnya hidup dengan anjing yang memiliki karakter galak dan memiliki penciuman tajam namun setia, maka kita harus bisa menjadi temannya untuk meraih kesetiaannya. Caranya bisa bermacam-macam, misalnya dengan memberinya makan secara teratur, mengajak berjalan-jalan, memberinya perhatian lebih agar mengenali kita sebagai temannya.

Dengan mempelajari 'daleman' virus kita bisa mengetahui seberapa besar bahayanya, tingkat penularannya, tingkat replikasinya, dan bagaimana virus tersebut dapat menyebabkan kematian. Tak perlu harus mahir atau menjadi pakar, tapi cukup tahu bahwa tingkat bahaya seperti ini. Dari situ kita bisa melakukan langkah-langkah antisipasi untuk menghindarinya atau bagaimana cara menghadapinya bila sudah terlanjur terpapar atau terinfeksi. 

Kegelapan akan menimbulkan ketakutan, oleh karena itu carilah cahaya penerang untuk menghidari dari ketakutan, bukan terus menerus berdiam diri dalam kegelapan. Semua makhluk hidup akan mati, tapi matilah dalam keadaan berilmu, bukan karena dirundung ketakutan. jadi hadapilah apa yang ada di depan mata dengan senjata ilmu, bukan terus-terusan menghindar karena pasti akan ketemu.

Dulu ilmu biologi merupakan anak tiri dari ilmu IPA, bahkan dianggap sebagai IPS plus. Anak-anak yang pintar lebih suka belajar matematika, fisika, kimia, agar lulus PTN dan diterima di jurusan teknik atau yang berbau fisik lainnya. Sekarang baru terasa bahwa ternyata ilmu biologi lebih dahsyat implementasinya daripada ilmu-ilmu IPA lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun