Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia kaya akan masjid beserta arsitekturnya. Berbagai model arsitektur masjid dapat kita temui di negeri tercinta ini, mulai dari budaya Arab, Tukri, India, hingga budaya lokal seperti Jawa, Bugis, dan Padang, dari bangunan kuno hingga modern tersedia. Keanekaragaman bentuk masjid ini mencerminkan betapa kayanya budaya Nusantara peninggalan nenek moyang kita dahulu.
Setelah membuka kembali file-file yang terserak di beberapa harddisk dan memilah foto-foto yang menarik, akhirnya saya memilih Masjid Agung Al-Falah di Jambi. Masjid ini dipilih karena ada beberapa keunikan dari masjid ini yang membuat saya mencoba menuliskan profilnya di sini.
Ada dua jenis tiang penyangga, pertama yang berwarna emas kecoklatan terletak di tengah untuk menopang bangunan utama dan kubah masjid. Kedua tiang berwarna putih yang berada di sekeliling dalam bangunan masjid untuk menyangga tiang yang menopang atap masjid.
Di era modern sekarang ini, sulit menemukan masjid yang dibangun tanpa pintu dengan alasan keamanan dan kebersihan. Padahal dengan terbukanya masjid udara menjadi segar dan tidak memerlukan pendingin udara buatan.
Masjid ini diklaim menjadi masjid berpondasi cakar ayam pertama dan didesain langsung oleh penemunya Prof. Dr. Ir. Sedijatmo serta dirancang tahan gempa.
Sekilas memang tampak tiang-tiang tersebut agak mengganggu pemandangan, namun demi keamanan bangunan maka keberadaan tiang tersebut memang dibutuhkan.