Mohon tunggu...
Diva Nur Lathifa
Diva Nur Lathifa Mohon Tunggu... Lainnya - IR Student

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Suksesi Kepemimpinan Khalifah Al-Manshur dalam Berdiplomasi

8 September 2022   14:41 Diperbarui: 17 September 2022   18:28 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abu Jafar Al-Manshur adalah khalifah kedua dari Bani Abbasiyah yang menggantikan Abul Abbas As-Saffah sekitar tahun 754-774 M. Dalam masa awal pemerintahannya, ia memindahkan ibu kota Bani Abbasiyah dari Damaskus ke Baghdad untuk dijadikan sebagai pusat kota Islam baik dari segi politik, kebudayaan, sosial, ataupun pengetahuan. 

Disamping itu, beliau juga memfokuskan pada pengembangan ilmu pengetahuan berupa pemberian beasiswa kepada para pelajar yang membutuhkan. Menurutnya, ilmu merupakan esensi yang patut dikembangkan untuk menciptakan sebuah peradaban Islam.

Di kalangan masyarakat, Al-Manshur dikenal sebagai sosok yang tegas, berani, dan terkenal akan kekejamannya. Perihal ini dapat kita telaah dari ketegasan Al-Manshur dalam menertibkan roda pemerintahan Daulah Abbasiyah khususnya dalam bidang administrasi serta pejabat pemerintah. Selain itu, Al-Manshur tidak segan-segan untuk menghukum orang-orang yang tidak mematuhi perintahnya. 

Menurut Imam Al-Sayuthi dalam mendeskripsikan karakteristik Al-Manshur sebagai berikut, Al-Manshur merupakan orang yang terpandang, kharismatik, bertekad kuat dalam mencapai sesuatu, pemberani, tegas dalam menetapkan kebijakan, dan sangat mencintai suatu ilmu. 

Untuk memperkuat eksistensi Daulah Abbasiyah, Al-Manshur mulai menciptakan beberapa program yang bertujuan untuk memperkuat eksistensi Daulah Abbasiyah. Beberapa program diantaranya adalah memajukan pertumbuhan ekonomi dan menyebarluaskan ajaran agama Islam. 

Berdasarkan program tersebut, Al-Manshur menjalin diplomasi dengan China dan Raja Pepin (Prancis) untuk membangun kerja sama dalam bidang ekonomi. Disamping itu, Al-Manshur juga melakukan diplomasi dengan Raja Byzantium dalam menyebarluaskan ajaran agama Islam.

Pada hakikatnya, diplomasi yang dipraktikkan Al-Manshur pada masa pemerintahannya berhasil membawa dampak positif bagi Daulah Abbasiyah. Hal ini dapat kita buktikan dengan adanya kemajuan pesat dalam sektor perekonomiannya baik dari segi industri atau perdagangan. 

Berkat adanya diplomasi dan kesepakatan masing-masing pihak, dapat menciptakan keuntungan bagi kedua belah pihak dan terpenuhinya kepentingan nasional. Keuntungan kedua belah pihak dalam hal ini dapat diumpamakan dengan situasi perdamaian dan persahabatan yang terjalin antar satu negara dengan negara lainnya, sehingga meminimalisir adanya pertikaian yang berujung pada pertumpahan darah.

Referensi

Nurfazillah. 2020. Praktik Politik Dalam Sejarah Islam Era Dinasti Islam. Al-Ijtima'i International Journal Of Government and Social Science Vol. 6 No. 1

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun