Mohon tunggu...
Diva Dewi
Diva Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Konsep Tanda Menurut Charles Sanders Peirce

5 Oktober 2025   14:20 Diperbarui: 5 Oktober 2025   14:20 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Charles Sanders Peirce, seorang filsuf dan semiotikus asal Amerika Serikat, merupakan salah satu tokoh penting dalam pengembangan teori tanda atau semiotika. Berbeda dengan pendekatan Ferdinand de Saussure yang menitikberatkan pada hubungan antara penanda dan petanda, Peirce menawarkan pemahaman yang lebih kompleks melalui model triadik. Dalam pandangannya, tanda bukan sekadar hubungan dua arah, melainkan melibatkan tiga elemen utama: representamen, objek, dan interpretan.

Representamen adalah bentuk fisik dari tanda yang dapat ditangkap oleh pancaindra, seperti gambar, kata, atau suara. Objek merujuk pada hal atau konsep yang diwakili oleh tanda tersebut, baik yang bersifat konkret maupun abstrak. Sementara itu, interpretan adalah makna atau pemahaman yang muncul dalam benak seseorang ketika ia berinteraksi dengan tanda. Ketiga unsur ini saling terkait dan membentuk proses semiosis, yakni proses pemaknaan yang terus berlangsung.

Peirce kemudian mengklasifikasikan tanda berdasarkan hubungan antara representamen dan objeknya ke dalam tiga jenis utama: ikon, indeks, dan simbol.

Ikon adalah jenis tanda yang memiliki kemiripan langsung dengan objek yang diwakilinya. Karena hubungan ini bersifat menyerupai, ikon dapat dipahami secara intuitif tanpa memerlukan pengetahuan khusus. Contoh yang paling mudah dikenali adalah potret seseorang, peta yang menggambarkan wilayah tertentu, atau diagram yang menunjukkan struktur suatu sistem. Sifat kemiripan ini menjadikan ikon sebagai bentuk tanda yang paling mudah diterima secara universal.

Berbeda dengan ikon, indeks menunjukkan objeknya melalui hubungan kausal atau eksistensial. Tanda jenis ini tidak menyerupai objeknya, tetapi memiliki keterkaitan langsung secara fisik atau logis. Misalnya, asap menunjukkan adanya api, jejak kaki menandakan seseorang pernah berjalan di tempat tersebut, dan termometer menunjukkan suhu tubuh atau lingkungan. Indeks mengarahkan perhatian kita pada keberadaan sesuatu yang nyata, melalui tanda-tanda yang muncul sebagai akibat atau bukti dari objek tersebut.

Simbol, sebagai jenis tanda ketiga, memiliki hubungan yang dibentuk melalui konvensi atau kesepakatan sosial. Tidak ada kemiripan atau hubungan kausal antara simbol dan objeknya. Makna simbol bergantung sepenuhnya pada aturan budaya atau sistem bahasa yang berlaku. Kata-kata dalam bahasa, lambang negara, atau rambu lalu lintas adalah contoh simbol yang maknanya dipahami karena telah disepakati bersama dalam suatu komunitas. Sebagai ilustrasi, kata "burung" tidak memiliki bentuk yang menyerupai hewan burung itu sendiri, namun kita memahaminya karena telah belajar dan menerima makna tersebut dalam konteks bahasa.

Melalui kerangka triadik dan klasifikasi tanda ini, Peirce memberikan kontribusi besar dalam memahami bagaimana manusia membentuk dan menafsirkan makna. Teorinya tidak hanya relevan dalam kajian bahasa, tetapi juga dalam analisis komunikasi, media, seni, dan berbagai fenomena budaya. Dengan memahami ikon, indeks, dan simbol, kita dapat melihat bahwa proses pemaknaan tidak bersifat tunggal, melainkan beragam dan bergantung pada jenis hubungan yang terjalin antara tanda dan objeknya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun