Mohon tunggu...
Dita Salsabila Dewanti
Dita Salsabila Dewanti Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota di Universitas Tanjungpura dengan berpengalaman sebagai relawan di bidang sosial dan pendidikan serta aktif dalam organisasi kampus khususnya di kepanitiaan yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, UNTAN. Berpengalaman sebagai author, editor dan editing berbagai project. Memiliki kemampuan dalam analisis, kepemimpinan dan pemetaan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Google Earth Engine (GEE): Platform Komputasi Untuk Penginderaan Jauh

30 April 2025   01:25 Diperbarui: 30 April 2025   01:29 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ingatkah Anda masa-masa ketika mengolah data citra satelit terasa seperti memecahkan kode rahasia? Mengunduh data berukuran gigabytes, bergulat dengan perangkat lunak yang kompleks, dan menunggu berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk hasil analisis itulah realita pengolahan citra satelit konvensional. Biaya perangkat keras yang tinggi dan keterbatasan aksesibilitas semakin memperparah situasi, dengan klasifikasi tutupan lahan saja bisa menjadi mimpi buruk yang panjang! 

Namun, semua itu telah berubah. Google Earth Engine (GEE) telah muncul sebagai penyelamat, merevolusi cara kita berinteraksi dengan data geospasial. Platform komputasi awan ini bukan hanya sekadar menyediakan data ia menawarkan sebuah ekosistem komputasi yang kuat, efisien, dan mudah diakses. Bayangkan, perpustakaan data satelit yang melimpah. Landsat, Sentinel, MODIS, dan banyak lagi dan semuanya tersedia secara daring dan gratis! Tidak perlu lagi mengunduh file raksasa dan berjuang melawan kapasitas penyimpanan yang terbatas.

GEE mengubah proses yang tadinya memakan waktu berminggu-minggu menjadi hitungan jam, bahkan menit. Arsitektur cloud-based nya memungkinkan pengolahan data yang luar biasa cepat dan scalable, menangani volume data yang sangat besar dengan mudah. Efisiensi ini memungkinkan para peneliti untuk fokus pada interpretasi data dan pengembangan riset, bukan terjebak dalam proses pengolahan yang rumit dan memakan waktu. Antarmuka pemrograman GEE yang intuitif, menggunakan bahasa pemrograman JavaScript dan Python yang populer, menjadikan platform ini ramah bagi para peneliti dari berbagai latar belakang. Tidak perlu lagi menjadi ahli pengolahan citra untuk melakukan analisis yang kompleks. Alat-alat yang mudah digunakan memungkinkan siapapun untuk mengeksplorasi data dan menghasilkan wawasan yang berharga.

Visualisasi data di GEE juga sangat impresif. Hasil analisis dapat ditampilkan dalam berbagai format yang menarik dan informatif seperti peta interaktif yang dinamis, grafik yang mudah dipahami, dan animasi yang memikat. Hal ini memudahkan komunikasi temuan penelitian, baik kepada sesama ilmuwan maupun kepada masyarakat luas, 

  1. Pemetaan Tutupan Lahan yang Dinamis: Bayangkan peta yang secara akurat menggambarkan sebaran hutan, lahan pertanian, dan daerah perkotaan, serta perubahannya dari waktu ke waktu akibat deforestasi, urbanisasi, atau perubahan iklim. GEE memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan dan analisis yang mendalam terhadap perubahan tutupan lahan, memberikan informasi yang krusial untuk pengelolaan sumber daya alam dan konservasi lingkungan.

  2. Pemantauan Kesehatan Vegetasi yang Presisi: Dengan menggunakan indeks vegetasi seperti NDVI, NDBI, dan NDMI, GEE memudahkan pemantauan kesehatan vegetasi, perkiraan produktivitas pertanian, dan deteksi dini terhadap stress lingkungan. Informasi ini sangat penting bagi pertanian berkelanjutan, ketahanan pangan, dan konservasi keanekaragaman hayati.

  3. Pemetaan Kemiringan Lereng yang Tepat: Informasi kemiringan lereng yang akurat, yang diproses dengan mudah melalui GEE menggunakan data DEM, sangat penting untuk perencanaan tata ruang, pengelolaan sumber daya alam, dan mitigasi bencana alam seperti tanah longsor.

  4. Pemantauan Kualitas Udara yang Real-time: Data dari satelit seperti Sentinel-5P dan sensor TROPOMI, yang dapat diakses melalui GEE, memberikan informasi berharga tentang kualitas udara, konsentrasi gas rumah kaca, dan dampaknya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Pemantauan yang real-time memungkinkan respons yang cepat terhadap peristiwa polusi udara.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun