Mohon tunggu...
Dita Nurwijaya
Dita Nurwijaya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswi

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Selalu Mewujudkan Permintaan Anak

20 Oktober 2019   23:19 Diperbarui: 20 Oktober 2019   23:49 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap manusia menginginkan suatu hal yang dianggapnya lebih, entah itu jasa atau barang yang ingin dipenuhi dan dianggapnya masih kurang. Pada anak usia dini hal ini juga terjadi, tetapi harus berhati-hati dalam menanggapi permintaan anak.

Gaya orantua dalam mengasuh anak akan membawa dampak seperti apa anak dikemusian hari. Orangtua yang selalu mewujudkan permintaan anak akan membahayakan bagi anak. Mendidik anak dengan selalu mewujudkan permintaan anak akan dapat merusak naluri baik pada anak. Dapat melenyapkan keistiqomahan, mengurangi kewibawaan dan keberaniannya. Sehingga anak tumbuh dan terbiasa hidup diwujudkan keinginannya, royal, bersuka ria, egois, dan hanya mementingkan diri sendiri.

 Sebagai orangtua yang baik, sebaiknya perlu bersikap bijaksana mana yang boleh dan yang tidak boleh dalam mewujudkan permintaan anak. Diperlukannya sikap bijaksana dalam menangani hal seperti ini, memilih mana permintaan anak yang ditabukan dan mana yang sebenarnya baik, dan diberikan pengertian dari kepentingan dalam memilih permintaan anak. Tidak semua keinginan anak harus diwujudkan karena belum tentu sesuai dengan kondisi anak.

Anak perlu mempunyai pengalaman bahwa belum tentu setiap permintaannya dapat dipenuhi, karena perlu dipertimbangkan manfaat dan hal negative yang didapatkan ketika meilih permintaan itu. Memberikan alasan atau pengertian pada anak juga harus dengan alasan yang masuk akal, yang dapat diterima dengan baik. Anak juga perlu mempunyai pengalaman bahwa belum tentu setiap permintaannya dapat diwujudkan dan tidak diwujudkan.

Membuat aturan atau menetapkan aturan sejak awal sangat bagus untuk anak, agar anak tidak memiliki celah untuk meminta lebih. Contohnya ketika anak sudah berlebihan dalam memakan kue, dan anak ingin makan kue lagi, orangtua bilang "oke, adek boleh makan lagi" dengan kalimat tersebut anak akan dapat memakan kue lagi dan lagi. Ketika orangtua bilang "oke, adek boleh makan 1 kue, lalu disimpan ya kuenya" dengan kalimat tersebut tidak akan membuat anak memiliki celah untuk meminta lebih.

Jika masih ragu untuk memberikan sesuatu pada anak, dapat diberikan aturan tambahan. Contohnya ketika anak ingin bermain hp, anak diberikan aturan untuk tidur siang atau membersihkan mainannya terlebih dahulu.

Menetapkan system reward juga diperlukan, seperti ketika anak menginginkan mainan, orangtua memberikan system reward dengan jika si anak mendapat nilai baik atau anak dapat bersikap baik, kemudian orangtua membelikan mainan yang diinginkan oleh anak. Reward tidak hanya didiwujudkan dengan membelikan sesuatu pada anak. Dengan kalimat pujian juga dapat disebut sebagai reward, seperti anak ketika memberikan uangnya kepada fakir atau bersedekah, orangtua memberikan reward dengan ucapan "adek hebat, sudah dapat berbagi uang untuk orang yang tidak mampu, semoga pahala adek bertambah". Sama halnya dengan memberikan hak yang sudah harusnya menjadi hak untuk anak, ketika kita memberikan kewajiban anak untuk membereskan mainan dan anak sudah melakukannya setelah itu anak minta bermain dengan temannya diluar rumah, sebagai orangtua kita memberikan haknya anak karena tadi mainan sudah dibereskan dengan membolehkan anak bermain diluar rumah dengan temannya.  

Dalam menerapkan aturan pada anak, usahakan kedua orangtua dan anggota keluarga lainnya harus kompak. Contohnya ketika anak ingin memakan permen, anak dibatasi sehari sekali makan permen, akan tetapi ketika diluar rumah atau sedang bepergian anak sudah memakan 1 permen dan ditawari permen oleh teman ibu, anak tetap harus pada pendiriannya dan pada aturan yang diterapkan untuk menolak permen tersebut. Jadi dimanapun dan kapanpun oleh siapapun, entah itu kakek, nenek, pengasuh dan orang lain tetap terapkan aturan pada anak, karna jika hanya orangtua menerapkannya akan tetapi diluar rumah tidak dijalannya, akan menjadi kesempatan anak untuk mengulangi hal tersebut.

Perhatikan ketika anak meminta sesuatu itu dengan cara yang baik atau tidak. Seperti dengan cara merengek, nangis, dll, jika seperti itu jangan wujudkan permintaan terlebih dahulu, tundalah sampai anak menunjukkan sikap atau tingkah laku yang baik dalam meminta. Jika anak meminta dengan cara yang baik dan tidak merengek, berilah pujian dengan ucapan lembut untuk memperkuat perilakunya yang baik saat itu.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun