Mohon tunggu...
DITA SETIAWATI
DITA SETIAWATI Mohon Tunggu... Jurnalis - tugas

hidup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Telaga Jonge Gunungkidul

17 April 2021   15:43 Diperbarui: 17 April 2021   15:48 1767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, 08.32 WIB (04-10-2021) - dokpri

Oleh : Dita Setiawati


Telaga Jonge -- Adalah telaga yang memiliki banyak sejarah dan keunikan tersendiri bagi masyarakat Gunungkidul. Wisata Telaga Jonge ini berada di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Wisata Telaga Jonge ini adalah tempat wisata yang ramai akan wisatawan yang berkunjung karena keindahan telaga ini yang dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun dan berwarna hijau ini.

Biasanya wisata Telaga Jonge ini paling banyak pengunjung di hari sabtu dan minggu. Karena pada hari - hari tersebut adalah hari di mana semua orang berkumpul atau merasakan hari keluarga di hari libur tersebut. Wisata Telaga Jonge ini buka setiap saat, sebelum bulan ramadhan maupun saat ramadhan seperti saat ini. Tempat wisata ini sangat indah dan memberikan kesan sensasi yang berbeda dengan wisata yang lainnya di Gunungkidul. Dan juga wisata Telaga Jonge ini sangat cocok untuk berkumpul bersama keluarga atau orang- orang tercinta.

Di samping itu terdapat sejarah dari berdirinya telaga Jonge ini. Dahilu masyarakat tidak mempercayai keberadaan Telaga Jonge tersebut. Pasalnya di dalam Telaga Jonge ini terdapat makam para leluhur yang tidak dapat dipindahkan, dan juga danau tersebut tidak pernah kering. Sehingga masyarakat sekitar masih memanfaatkan telaga tersebut untuk mandi dan mencuci baju karena airnya yang tidak pernah keruh, tidak pernah  bau dan tidak pernah kotor. Warga setempat pernah melakukan penggarukan di dalam jonge tersebut untuk memastikan apakah yang di bilang oleh leluhur benar atau hanya mitos ilusi saja.

Setelah terjadi penggerukan telaga tersebut dan di dalam telaga tersebut terdapat pancuran air di dalam makan yang berada di tengah tengah telaga akhirnya masyarakat percaya akan cerita leluhur mereka. Kemudian penggerukan tersebut di berhentikan kemudian masyarakat setempat memanfaatkan telaga tersebut untuk menjadi sebuah wisata yang berada di Gunungkidul tersebut.

Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, 08.15 WIB (04-10-2021) - dokpri
Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, 08.15 WIB (04-10-2021) - dokpri

Untuk memuaskan aktifitas para pengunjung wisatawan yaitu dengan membebaskan para pengunjung untuk memilih tempat untuk melakukan kegiatan. Biasanya tempat inti untuk para pengunjung terdapat di depan panggung kesenian. Tempat ini menjadi sorotan bagi masyarakat karena tempat ini  luas dari pada tempat tempat lainya disekitar Telaga Jonge. Dan di area tersebut kita juga bisa memanfaatkannya untuk berolahraga secara bersama teman, keluarga, maupun masyarakat lainya. Namun di samping itu tentu terdapat perizinan terlebih dahulu untuk mengadakan acara kegiatan di tempat wisata tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman antar pengunjung yang datang ketempat ini.

Tempat ini juga bisa untuk acara keluarga seperti arisan ataupun acara -- acara lainnya yang menggunakan fasilitas ini. Saat pandemi seperti ini pengunjung juga harus mematuhi peraturan yang berlaku di area wisata telaga ini. Seperti mencuci tanggan sebelum memasuki area telaga, tes suhu tubuh, memakai masker dan juga bisa menjaga jarak jika bertemu masyarakat yang tidak mematuhi protokol yang ada.

Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, 08.10 WIB (04-10-2021) - dokpri
Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, 08.10 WIB (04-10-2021) - dokpri

Disamping itu, terdapat pula kuliner yang sudah disediakan oleh warga setempat. Pengunjung tidak akan kehausan dan kelaparan ketika berkunjung di wisata tersebut. Fasilitas penyediaan jajanan ini guna untuk menarik pengunjung agar betah di wisata Telaga Jonge tersebut dengan menikmati pemandangan yang ada. Kuliner yang sudah di sajikan ini sama halnya makanan kuliner yang ada di Yogyakarta. Seperti pecel, ketoprak, gudeg, gorengan, dan juga makanan modern lainya seperti nuget pisang, kentang goreng, dan lain sebagainya. Agar pengunjung tidak merasakan haus saat melihat pemandangan alam dari Telaga Jonge tersebut masyarakat juga menjual berbagai macam minuman, seperti es dawet, es degan, es doger, jus, es tape, dan minuman lainya. Keunikan dari wisata Telaga Jonge ini biasanya pengunjung sebelum memesan makanan mereka harus menukar uangnya dengan uang koin kayu. Harga satu uang koin kayu tersebut adalah dua ribu rupiah, jadi satu keping uang koin kayu bernominal dua ribu rupiah. Hal ini adalah keunikan dari wisata Telaga Jonge tersebut agar budaya dan tradisi tetap masih di terapkan dalam wisata di dalam desa tersebut.

Setelah pengunjung menukar uang asli dengan uang koin kayu maka mereka memesan makanan dengan menu yag sudah di tawarkan. Kemudian pengunjung akan duduk di tempat pendopo yang sudah di sediakan di wisata tersebut. Pengunjung biasanya duduk di pinggir telaga Jonge dengan meminjam tikar untuk duduk bersantai dan juga melihat pemandangan alam wisata Telaga Jonge dengan hidangan yang di sediakan oleh warga setempat. Pengunjung juga dapat berlayar menggunakan perahu yang sudah di sediakan. Biasanya tiket naik perahu untuk satu orang berkisar sekitar sepuluh ribu rupiah dalam dua putaran telaga tersebut. Jarak antara titik nol km alun -- alun Wonosari Gunungkidul sekitaran 7,7 km dan jarak yang bisa di tempuh bisa menggunakan kendaraan umum dengan waktu empat belas menit agar bisa ke lokasi tersebut dengan menggunakan aplikasi Maps.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun