Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna Repetisi dalam Hidup

1 Desember 2017   21:27 Diperbarui: 1 Desember 2017   21:42 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada yang membuat saya senang mencurahkan unek-unek di setiap momen penting dalam hidup ini. Ya, menulis di saat ada hari istimewa itu gampang mengingatnya. Pas Lebaran kemarin saya pernah nulis itu ya, tahun baru kemarin nulis ini ya, sekarang pas momen Maulid Nabi Muhammad saw, 12 Rabiul awwal 1439 H bertepatan dengan 1 Desember 2017, saya kepikiran untuk memaknai setiap repetisi atau pengulangan-pengulangan yang terjadi dalam hidup ini. Apakah itu ucapan, perbuatan kita, seringkali tanpa sadar atau sadar, sering kita lakukan. Dan sebentar lagi, tahun baru 2018 pun akan tiba, pasti banyak momen penting yang akan kita lalui bahkan itu merupakan apa yang telah kita lakukan di saat-saat lampau

Pengulangan dalam Ibadah

Disaat tingginya tingkat kenyinyiran orang di zaman now, pasti banyak yang tergelitik, iseng, atau sekedar bercanda, kenapa sih, sholat itu tiap subuh dilakukan atau kenapa harus 5x sehari dilakukan, bahkan kenapa sih sholat dzuhur itu sampai 4 rakaat, kenapa gak 2 rakaat aja seperti subuh, atau 1 rakaat aja deh, toh yang dilakukan sama, apalagi yang dibaca pun sama, ya toh.. 4x berdiri, 4x baca fatihah, 4x rukuk 4x juga baca doa sujud, kira-kira seperti itu nyinyirnya.

Atau yang lebih iseng lagi, buat apa juga baca atau berdzikir sampai 33x subhanallah, 33x alhamdulillah dan 33x allahu akbar, kenapa sampai 33x. Atau muncul pertanyaan mengapa tawaf sampai 7x, yang lebih parah lagi kalau sampai keisengan dan rasa ingin tahu yang gak penting itu sampai menanyakan dalil, hadits, ayat Al Quran nya mengenai bilangan-bilangan tersebut. Mengapa 7, 10, 33, 100 dsb dst.

Ada sebenarnya yang kurang kita ketahui atau kurang kita pahami, bahwasanya Allah swt itu menyukai bilangan, menyenangi repetisi atau pengulangan. Bagaimana Allah swt punya nama sampai 99, Langit dan Bumi memiliki 7 lapisan, banyak pengulangan sebuah kata di dalam Al Quran, yang penjelasannya kalau kita mau belajar, mau membaca buku-buku, kitab-kitab, mendengarkan tausiah-tausiah, penjelasan dari Ahli Agama, Tuan-tuan guru pasti mendapat jawabannya daripada hanya sekedar celetukan-celetukan nyinyir sebatas ngerecokin, meramaikan suasana yang tidak penting. 

Pernah suatu ketika saya mendapatkan komentar nyinyir di status tausiah halaman facebook Ustad Arifin Ilham dengan pertanyaan mana dalilnya? Setelah saya telusuri ternyata pertanyaan dari seorang anak SMA. Dulu kita masih jaman sekolah, ada adab yang kita pegang, bagaimana sopan santun kepada Guru, kepada Orang Tua, tata krama bertanya, tidak bisa asal jeplak, asal bunyi, mana dalilnya, apa ketentuannya, mana undang-undangnya, seolah-olah guru tersebut mengada-ada atau asal dalam menyampaikan ilmunya. Begitu banyak buku, kitab, bahkan kajian-kajian ilmu dan youtube tausiah yang bisa kita ambil pelajaran tanpa harus berkata sarkas untuk menanyakan dalil.

Saya tidak akan membahas makna dibalik semua angka, bilangan, jumlah pengulangan di dalam ritual ibadah kita, tapi saya akan memperlihatkan makna pengulangan itu dari sisi yang berbeda. Apakah kita tahu apa yang kita lakukan itu diterima Allah swt, diridhoi Tuhan, sah secara ketentuan atau benar dalam pengucapan dan melakukannya? Apakah kita tahu sholat Jumat yang hanya 2 rakaat itu diterima Allah swt? Apakah kita yakin tahlil Laa Ilaaha Illallaah yang kita baca 100x itu diterima oleh Allah swt? 

Kita tidak pernah tahu atau wallahu alam sering disebut orang. Analoginya ketika kita ingin nembak cewek, mau mendekati cewek yang kita senangi, apakah menyapa, sms, nelpon, mengajak ngobrol, menggombal bisa menyentuh hati pujaan kita itu? Kita tidak pernah tahu perbuatan kita mana yang bisa menyentuh hatinya, bisa diterimanya, bisa menaklukkan hatinya.  Apakah gombalan kita, rayuan, atau bantuan kita dengan mengantar jemputnya atau bahkan jor-joran kita meneraktir tuh cewek.

Nah... muncul kata-kata jor-joran disini. Artinya kita bertubi-tubi, berulang-ulang melakukan hal yang bisa menyenangkan hati pujaan hati kita bukan, memenangkan hatinya kan? Begitu pula dengan Allah swt yang telah menciptakan dan memberikan kita rahmat, limpahan rejeki dan kehidupan ini. Kata yang mana, dzikir yang mana, perbuatan kita yang mana yang bisa meluluhkan Allah, membuat Allah senaaaanngg banget sama kita, mencintai kita sehingga apa pun yang kita lakukan Allah senang dengan kita. Sudah nangkap belum apa makna repetisi atau pengulangan dari ibadah yang kita lakukan itu.

Lancar Kaji Karena Diulang

Begitulah pepatah orang-orang tua zaman dulu untuk mengatakan bahwa sebuah ilmu akan bertambah, akan dalam, akan fasih jika diulang berkali-kali. Dalam hidup ini pun demikian. Betapa hebatnya Demian melakukan trik sulap penyelamatan diri, berpindah tempat karena eksperimen berulang-ulang yang dilakukannya. Listrik yang kita nikmati saat ini pun tak lepas dari ribuan kali percobaan dengan penuh kegagalan yang telah dilakukan oleh Thomas Alfa Edison.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun