Mohon tunggu...
Mahendra Dilegant
Mahendra Dilegant Mohon Tunggu... Mahasiswa - Cerpenis, Catatan Perjalanan dan Filosofis Esai.

Membebaskan diri dari segala belenggu duniawi dengan menulis. Menyukai kebebasan tulisan yang mengandung sarkasme dan liberal.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Cerita Santri: Zaidan dan Keseruan Menghafal Al Quran di Pesantren Al-Kaukab

29 April 2022   00:20 Diperbarui: 29 April 2022   00:31 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaidan masih berusia 13 tahun kala kali pertama menjadi santri di pesantren Al-Kaukab. Pondok Pesantren Al Kaukab yang terbilang baru ini berdiri pada tahun 2011 pada bulan 11 tanggal 11 dan jam 11. Maka dinamakan Al-Kaukab melalui filosofi mimpi nabi Yusuf mengenai 11 bintang yang bersujud kepadanya. Tentunya 11 filosofi ini menjelma menjadi nilai-nilai luhur bagi santri di pesantren ini, melalui berbagai upaya me-modernisasi-kan kurikulum, santri-santri tidak hanya diajarkan untuk menghafal qur'an saja, tetapi juga ilmu-ilmu umum, ekstrakurikuler aktif dan dilatih untuk berorganisasi, menarik sekali bukan.

Nah, Zaidan sekarang tepat di usia ke-4 tahun-nya  menempuh pendidikan di Al-kaukab, saat ditanya mengenai hafalannya, ia bercerita bahwa sekarang ia sudah berhasil menghafal 21 juz al-qur'an. "Kalau mau ngafal aja mungkin udah selesai dari kemaren-kemaren ustadz, tapi saya pengen hafalan yang lancar, yang mutkin, saya pengen jadi seorang hamilul qur'an yang benar-benar bisa memahami al-qur'an, bukan hanya menghafalnya belaka." Jawabannya tegas, mungkin mengikuti cara bicara guru-nya yang paling ganteng ini ya, Mr. Dirja hehe..

Iya, saya pernah mengabdi selama satu tahun di Al-kaukab sebagai seorang guru bahasa Inggris dan Matematika. Yang membuat saya penasaran adalah kualitas waktu anak-anak yang selalu terjaga dan terkontrol setiap hari, jadi aktivitas menghafal qur'an santri-santri yang sibuk ternyata tidak mematahkan semangat mereka untuk belajar bahasa Inggris, matematika dan lain-lain. Bahkan tak jarang santri-santri ini memenangkan perlombaan-perlombaan di bidang umum, seperti juara pertama lomba Jurnalistik tingkat nasional, juara pertama lomba pidato bahasa Inggris tingkat nasional, juara olimpiade sains dan banyak lagi.

"Zaidan kenapa sih betah banget di pesantren al-kaukab?" Eits.. Ini pertanyaan menjebak ya! Kalau saya dulu ditanya kenapa pindah-pindah sekolah, alasannya karena pengen liat cewek ustadz hehe, terus alasan lain biasanya bosan di pesantren, pengen keluar pondok main HP gitu. "Semuanya udah ada di al-kaukab ustadz." Jawab Zaidan sekali lagi singkat!

WHAT! Aku bingung dong! Apanya yang enak di pesantren? 

"Jadi di sini teman-teman pada peduli ustadz, mereka selalu jengukin ketika sakit dan suka ngobrol lama-lama juga. Terus disini semua kegiatan ada, baik kegiatan di dalam maupun di luar pesantren, seperti Berkemah, Qur'an Camp, LDKS, Anjangsana hingga study tour. Di dalam pesantren juga ada ekstrakurikuler, terus pelajaran umum dan agama seimbang, jadi sangat memudahkan santri untuk memilih penjuruan apa yang ia mau."
Zaidan-, dan hampir semua santri di Al-Kaukab juga menceritakan pengalaman mereka yang serupa, semuanya nyaman dengan suasana pesantren yang sejuk, santri-santri ini juga dimotivasi dan dibimbing untuk menghafal qur'an dengan metode yang menyenangkan, sehingga menghafal qur'an menjadi aktivitas favorit anak-anak santri Al-Kaukab.

Terakhir, sebelum menutup Vidio Call dengan Zaidan, saya bertanya apa cita-cita Zaidan saat dewasa nanti.
"Saya pengen jadi dokter ustadz, pengen mengadakan syarikat dokter yang bisa membantu orang-orang tidak mampu untuk berobat, saya juga pengen mengedukasi cara hidup yang bersih dan sehat kepada masyarakat di pedalaman Indonesia. Saya yakin ustadz, dengan menjadi dokter saya bisa mempraktikkan cara hidup islami yang sekarang masih menjadi PR bagi kita."

Saya tersenyum sejenak, saya  masih ingat saat dulu Zaidan masih kelas 8 SMP dia sering sekali minta diceritakan sesuatu, kadang saya juga menyiapkan cerita-cerita di pagi hari untuk saya ceritakan kepada santri-santri di kamar tidur mereka. Karena anak-anak santri ini hobi baca, saya juga siapkan buku-buku khusus yang kadang saya bawakan ke kamar mereka dan saya suruh baca beberapa menit sebelum tidur. 

Sebelum menutup HP, saya berujar sedikit kepada Zaidan bahwa orang yang soleh dan cerdas ternyata tidak lebih islami, orang islam adalah mereka yang berpikiran luas, mereka yang kerja keras dan mereka yang ikhlas, artinya harus ada tiga hal, selain soleh dan cerdas : Berpikir luas, Bekerja Keras dan Ikhlas dalam beramal. 

Semoga istiqomah ya Zaidan! And may all your dreams come true!


Istanbul, 28 April 2022

Dirja Mahendra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun