Setelah memiliki peluru yang mumpuni, yaitu nilai IELTS. Saatnya berburu universitas di Eropa. Saat itu, saya hanya mencari negara di Eropa yang tidak memungut uang kuliah (free tuition fees) kepada mahasiswa internasional.
Maklum guys, seperti yang saya sampaikan diatas, saya tidak memiliki kemampuan finansial yang cukup untuk membayar uang kuliah.
Dari hasil penelusuran, saya menemukan beberapa negara di Eropa yang memiliki sistem pendidikan yang baik namun tidak mewajibkan calon mahasiswa internasional untuk membayar uang kuliah. Negara-negara tersebut adalah Finlandia, Norwegia, Jerman, Belgia, Polandia, Ceko dan Hungaria.
Setelah itu, saya melakukan perbandingan terhadap negara-negara tersebut. Kriteria yang saya gunakan ketika melakukan seleksi terhadap negara-negara tersebut adalah biaya hidup (living cost), kesempatan mendapatkan pekerjaan part time, universitas yang menawarkan program berbahasa Inggris dan adanya komunitas mahasiswa dan masyarakat Indonesia.
Nah guys, dari keempat kriteria utama tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk mencari informasi universitas yang berlokasi di Finlandia, Norwegia dan Jerman.
Memilih universitas di Eropa
Setelah saya memutuskan hanya fokus mengirim aplikasi ke negara Finlandia, Norwegia dan Jerman, maka langkah selanjutnya yang saya lakukan adalah mencari informasi mengenai universitas di negara-negara tersebut.
Adapun link atau website yang saya gunakan untuk memilih universitas di ketiga negara tersebut adalah sebagai berikut: Jerman (www.daad.de), Norwegia (www.studyinnorway.no), dan Finlandia (www.studyinfinland.fi).
Dalam memilih universitas di ketiga negara tersebut, nilai IPK yang rendah, seperti yang terjadi dengan saya, bukanlah hambatan besar untuk mengirimkan aplikasi ke universitas.
So, buat kalian yang memiliki IPK rendah waktu berkuliah di S1 jangan pernah putus asa untuk meraih mimpi kalian.
IPK yang rendah dapat ditutupi dengan pengalaman kerja di perusahaan, publikasi dalam bentuk jurnal atau kemampuan lainnya, seperti keaktifan berorganisasi di kampus maupun masyarakat.