Mohon tunggu...
Dionisius Yusuf
Dionisius Yusuf Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang pendidik

Seseorang yang sedang belajar menulis tentang banyak hal, silahkan colek saya di IG @ichbindion, dan FB Dionisio Jusuf

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hari Ketiga Karantina di Wisma Atlet: Siapa pun Bisa Menjadi Korban Covid-19

9 Agustus 2020   07:59 Diperbarui: 9 Agustus 2020   12:02 3940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas pagi di lantai 16 Wisma Atlet (dok pribadi)

Ketika saya melirik jam di tangan, waktu sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi. Dengan mata masih susah untuk diajak kompromi, saya mencoba wake up. 

Hati kecil berkata, ini mata harus diajak "lari" kalau tidak, saya bakal "molor" lagi. Padahal, saya tidur cukup nyenyak semalam, walau sedikit gelisah. Saya kagak paham apa yang saya gelisahkan. Bingung!

Tanpa berpikir lama, saya bangkit berdiri dan mengambil perlengkapan mandi. Tapi begitu ingin mengambil baju di lemari, saya baru sadar ternyata baju yang belum terpakai tinggal satu potong. Wah, kudu mencuci baju. 

Untung saja, saya sudah meminta bantuan adik untuk mengirim perlengkapan cuci baju karena Wisma Atlet memang tidak menyediakan perlengkapan cuci baju dan yang pasti tidak ada laundry, even kita punya uang untuk membayarnya. Tetapi jangan takut, Wisma Atlet menyediakan tempat untuk menjemur baju. 

Saya tidak mengetahui dengan jelas apakah ini peninggalan Asian Games 2018 atau memang khusus disediakan untuk pasien. Whatever, saya tetap bersyukur bahwa ada tempat untuk menjemur baju.

Sesudah sarapan pagi dan minum obat yang diberikan nurse, saya bergegas melakukan aktivitas rutin di pagi hari, yaitu olahraga pagi dan berjemur. 

Ketika saya sampai di lantai 16 (lokasi jogging track), ternyata sudah penuh dengan pasien yang sedang beraktivitas. Jogging track-nya tidak terlalu luas, tetapi pasien yang sedang berolahraga dan berjemur cukup banyak. 

Jujur, saya agak ngeri bersinggungan dengan pasien yang sedang beraktivitas pagi. Tapi untungnya pasien disini punya pemikiran yang sama, sehingga mereka dengan sadar menjaga jarak satu dengan lainnya. Setelah melakukan aktivitas jogging, saya lalu duduk dan beristirahat. Tepat disamping saya ada seorang ibu setengah baya yang duduk sendiri. 

Lalu saya mengajak ngobrol ibu tersebut. Saya bertanya kepada ibu itu, "Ibu sudah berolahraga?". Si ibu langsung menjawab, "Kagak dek. Ibu cuma berjemur saja." Lalu naluri untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana Ibu tersebut terkena virus Covid-19 langsung muncul.

Dari hasil percakapan, saya mengetahui bahwa Ibu U berusia 58 tahun, dirawat di lantai 24. Ibu U terlihat sangat sehat. Layaknya orang tidak sakit. Ibu U lalu bercerita bahwa dia masuk ke Wisma Atlet sejak tanggal 15 Juli 2020 (berarti sudah 12 hari ibu itu di Wisma Atlet). Saya lalu bertanya bagaimana Ibu U bisa terpapar virus laknat ini dan sampai masuk ke Wisma Atlet. 

Ibu U menceritakan bahwa dia mengetahui dia terinfeksi virus Covid-19 ketika dia ingin meminta rujukan untuk operasi katarak. As usual kalau kita mau menggunakan BPJS kesehatan dan ingin melakukan tindakan, seperti operasi katarak, kita harus meminta rujukan kepada puskesmas. Ibu U lalu pergi ke puskesmas di daerah Grogol dekat rumahnya. Beliau tinggal di daerah Tomang belakang Roxy Square. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun