Mohon tunggu...
Dion Prasetyono
Dion Prasetyono Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMA Kolese Kanisius

Sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Stoicism: Filosofi Yunani Kuno untuk Hidup Tenang dan Bahagia

21 April 2023   16:42 Diperbarui: 21 April 2023   17:06 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Stoic (Dok. New Trader U / Holly Burns)

"The happiness of your life depends on the quality of your thoughts." - Marcus Aurelius - 

Stoicism adalah sebuah filosofi yang berakar dari Yunani kuno dan didirikan oleh filsuf Zeno dari Citium pada awal abad ke-3 SM. Ini adalah cara hidup yang menekankan pentingnya rasionalitas, pengendalian diri, dan penerimaan takdir. Stoicism mengajarkan bahwa individu dapat hidup dengan tenang dan bahagia dengan fokus pada hal-hal yang di bawah kontrol mereka dan menerima hal-hal yang tidak.

Zeno of Citium (Dok. Posterazzi)
Zeno of Citium (Dok. Posterazzi)

Pada intinya, Stoicism berpendapat bahwa orang harus fokus pada apa yang dapat mereka kontrol dan melepaskan apa yang tidak dapat mereka kontrol. Ini berarti bahwa individu harus berusaha untuk mengembangkan rasionalitas, kedisiplinan diri, dan kebijaksanaan agar mereka dapat memaksimalkan hidup mereka. Menurut Stoicism, orang tidak boleh terikat pada hal-hal ekstrenal seperti kekayaan, ketenaran, atau pendapat orang lain, karena hal-hal di luar kendali mereka dan dapat menyebabkan penderitaan yang tidak perlu.

Salah satu konsep terpenting dalam Stoicism adalah konsep "kebajikan". Kebajikan merujuk pada sekumpulan kualitas yang harus ditanamkan oleh individu dalam dirinya sendiri untuk menjalani kehidupan yang baik. Kualitas-kualitas ini meliputi kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan pengendalian diri. Stoik percaya bahwa dengan menumbuhkan kebajikan-kebajikan ini, individu dapat mencapai keadaan ketenangan dan kepuasan, bahkan dalam menghadapi situasi yang sulit.

Logo Amor Fati (Dok. Observer)
Logo Amor Fati (Dok. Observer)

Aspek kunci lain dari stoicism adalah konsep "amor fati", atau cinta pada takdir. Ini berarti bahwa individu harus menerima apa pun yang terjadi pada mereka dalam hidup, baik itu positif atau negatif, dan berusaha untuk membuat yang terbaik dari itu. Dengan menerima takdir, individu dapat menghindari penderitaan yang tidak perlu dan fokus pada hal-hal yang dapat mereka kontrol.

Stoicism telah berpengaruh sepanjang sejarah, dan banyak tokoh terkenal yang terinspirasi oleh ajarannya. Marcus Aurelius, kaisar dan filsuf Romawi, mungkin adalah tokoh Stoic yang paling terkenal. Buku karyanya, "Meditations", adalah kumpulan pemikirannya dan refleksi tentang Stoicism dan telah menjadi klasik dalam bidang tersebut.

Marcus Aurelius (Dok. Ancient Origins)
Marcus Aurelius (Dok. Ancient Origins)

Secara keseluruhan, Stoicisim adalah filosofi yang menekankan pentingnya rasionalitas, pengendalian, dan penerimaan takdir. Dengan foksu pada apa yang dapat mereka kontrol dan menerima apa yang tidak dapat mereka kontrol dan menerima apa yang tidak dapat mereka kontrol, individu dapat menumbuhkan rasa tenang dan puas dalam hidup mereka. Stoicism telah berpengaruh sepanjang sejarah dan tetap menjadi cara berpikir yang kuat bagi mereka yang mencari kehidupan yang bermakna dan memuaskan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun