Mohon tunggu...
Dini Rofiatin
Dini Rofiatin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Karnaku, Dia Begini

19 September 2018   22:35 Diperbarui: 19 September 2018   22:51 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Disebuah perkumpulan ibu-ibu atau yang biasa saya sebut arisan sering sekali kita mendengar "namanya juga masih kecil, wajar kalo dorong-dorongan" atau "udah.. kalo temennya nakal jangan main lagi sama dia, cari temen yang lain" kalimat ini sangat ringan sekali diucapkan oleh kita, namun ini sangat berpengaruh pada anak di dalam lingkungan sosial maupun lingkungan bermain anak-anak.

Kalimat tersebut menurut saya adalah kalimat pembela bagi anak yang secara sengaja maupun tidak sengaja melakukan kesalahan. Karena anak akan berfikir "nggak apa-apa, aku masih kecil ada ibuku yang jagain aku". 

Sebagai orang tua, kita pasti mempunyai naluri untuk melindungi bahkan menjaga jangan sampai anak kita terluka fisik maupun perasaannya, lalu bagaimana dengan perasaan anak orang lain yang secara tidak sadar dengan kata diatas sudah melukai perasaannya?

Lalu bagaimana perasaan orangtua si anak jika anaknya juga tersakiti dengan omongan kita? Kita selalu saja mengulang kata yang sama lagi "namanya juga anak-anak, maklumi aja". Karena anak yang biasanya kita "lindungi" justeru akan susah berkembang dalam pertemanan, dan saat ia besar cenderung memiliki sifat bossi atau menganggap yang lain rendah sehingga anak akan mudah mem-bully teman yang dianggap lemah itu, biasanya bullying terjadi ketika pengawasan orangtua atau orang dewasa minim.

Tindakan seperti ini tentu akan berulang pada pihak yang kuat dan akan menyerang pihak yang lemah secara psikis dan fisik. Pelaku pembullyan ini biasanya memiliki sifat yang agresif, merasa kuat, merasa populer di dalam pergaulannya. Sedangkan korban merupakan kebalikan dari si pelaku bullying, tidak populer, ditolak dari pergaulan.

Orangtua dapat mencegah tindakan ini dengan cara menerapkan pola asuh yang benar dan tepat untuk meminimalisir kemungkinan anak menjadi pelaku bullying, dan memberikan hukuman yang wajar dengan alasan yang tepat kepada anak yang sudah terlanjur melakukan bullying ini. Mulailah dengan perubahan kecil dari sekarang, karena kita tidak pernah tau kapan perubahan besar itu terjadi.

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun