Mohon tunggu...
dinda pranata
dinda pranata Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger, Book Enthusias, Translator Bahasa Jepang

Ibu Rumah Tangga yang suka nulis. Punya motto "yang penting coba dulu". Baca buku bukan cuma buat gaya-gayaan tapi gaya hidup. Find me at www.senjahari.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sekolah Tatap Layar atau Tatap Muka, Menilik Esensi Belajar dan Mengajar

26 Agustus 2021   20:50 Diperbarui: 28 Agustus 2021   03:30 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Pembelajaran tatap muka di daerah tersebut kembali dibuka untuk semua kelas sebanyak dua kali pertemuan dalam seminggu dan durasi belajar selama dua jam di sekolah. (foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid via kompas.com)

Sejak pandemi virus corona ini merebak, banyak hal yang berubah dari kebiasaan sehari-hari hingga kebiasaan aktivitas dengan label new normal. 

Perubahan ini bisa dibilang begitu drastis hingga sebagian orang yang sedikit 'tertinggal' harus berusaha mengejar paling tidak sejajar dengan mereka yang sudah dulu 'maju'. 

Di dunia pendidikan di sekolah yang notabene adalah salah satu institusi formal yang mana proses belajar mengajar ini terjadi, harus ikut beradaptasi dengan situasi 'new normal'. New normal mengharuskan para siswa dan guru harus melek teknologi karena proses belajar mengajar terjadi hampir 80-90% secara daring. 

Tapi apakah hanya guru, dan murid? tentu tidak, mereka yang terlibat dalam proses belajar mengajar baik itu guru, kepala sekolah, bahkan staff administrasi wajib melek teknologi agar kegiatan pendidikan berjalan lancar. 

Lantas bagaimana kita menyikapi pembelajaran itu sendiri sementara banyak orang yang sibuk memilih pembelajaran tatap muka atau pembelajaran tatap 'layar'?

Siapkah dengan Segala Risiko.

ilustrasi belajar mengajar dan sekolah.
ilustrasi belajar mengajar dan sekolah.
Setiap keputusan yang diambil pasti memiliki risikonya sendiri-sendiri. Pembelajaran dengan tatap muka memiliki risiko yang besar terhadap meluasnya pandemi covid-19. Utamanya bagi anak-anak dibawah 18 tahun dan yang belum mendapatkan vaksin. 

Belum lagi adanya kekhawatiran terhadap mereka yang berstatus OTG (orang tanpa gejala). Pemerintah harus mematangkan rencana pembelajaran tatap muka dengan meminimalisir risiko atau dengan management risiko yang baik. 

Kabar baiknya dengan adanya rencana ini adalah siswa bisa berinteraksi dengan teman sebaya yang mampu meningkatkan proses sosialisasi. Tentu saja proses ini dilakukan secara terbatas dengan menerapkan segala aturan demi menjaga kesehatan.

Bagaimana dengan pembelajaran tatap layar? Metode ini pun memiliki risiko dimana mereka menjadi terbatas dalam mengembangkan proses sosialisasi, utamanya anak-anak yang sedang dalam masa perkembangan. 

Tatap layar pun berisiko menjadikan anak kurang fokus karena banyaknya distraksi yang dilakukan ketika melakukan pembelajaran jarak jauh. Kabar baiknya adalah metode ini justru meminimalisir penyebaran covid-19 yang mungkin memunculkan klaster sekolah. Lalu pertanyaannya seberapa siap masyarakat terhadap kondisi ini?

Mau Tidak Mau Kita Harus Mau Melek Teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun