Mohon tunggu...
Dinda PradiniSusilo
Dinda PradiniSusilo Mohon Tunggu... Editor - S.Ak.

-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Berkah Sepakbola dan Teror Psikosomatis

2 Desember 2021   13:54 Diperbarui: 2 Desember 2021   14:17 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pertandingan sepakbola BRI liga satu 2021/2022 berlangsung sengit. Bali United terus memepet Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (Persib). Bali United sukses meluluh lantahkan Persiraja Banda Aceh 5 -- 0 di Sleman 30 November kemarin. 

Kemenangan pada pekan ke-14 tersebut, membuat skornya dengan Persib Band  Indonesia Tbk (BBRI) resmi menjadi sponsor utama perhelatan sepakbola tanah air Liga 1 musim 2021-2022. Berlangsungnya kegiatan ini, disambut meriah oleh masyarakat secara luas. Hal tersebut terjadi karena sampai sekarang Sepakbola masih menjadi olahraga favorit masyarakat dunia.

Menyadur dari Databoks.katadata.co.id, tercatat olahraga terfavorit yang digandrungi oleh masyarakat dunia adalah Sepakbola, diikuti Kriket, Hoki, Tenis, baru kemudian Bola Voli dan Tenis Meja. Bagi masyarakat dunia, sepakbola merupakan olahraga terfavorit bagi mereka. Dengan menggunakan peralatan seadanya, semacam bola saja masyarakat secara luas dapat menikmatinya. Murah meriah. 

Tidak hanya itu, kehadiran sepakbola menjadi berkah bagi masyarakat Indonesia yang jenuh, dengan pemberlakuan peraturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari pemerintah di masa pandemi. Hal itu juga disenggol oleh pengusaha sekaligus influencer kesehatan, dr. Tirta Mandira Hudhi atau yang akrab disapa dengan Dokter Tirta. 

Ia mengatakan bahwa hadinrnya perhelatan Sepakbola di Indonesia diinisiasi untuk hiburan bagi masyarakat di masa pandemi. Dengan itu, bisa membuat psikis dan imun masyarakat Indonesia semakin membaik.

Psikosomatik

Semenjak virus corona memasuki Indonesia, pemerintah secara tegas akan melakukan beragam kebijakan untuk menangkal tersebarnya virus tersebut, di samping itu masyarakat mengalami beragam imbas yang dibuat oleh pemerintah. 

Di mana pemerintah melakukan beragam pembatasan, mulai dari social distancing, physical distancing, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan atau PPKM. Dari sana, yang dihasilkan adalah terjebaknya masyarakat secara umum untuk berinteraksi hanya di rumah.

Ditambah, ketika masyarakat sedang menonton media elektronik, seperti televisi (TV) seringkali disuguhkan dengan berita lonjakan covid-19. 

Ternyata, hal tersebut membuat penonton semakin was-was dan khawatir dengan bahaya virus, lantaran semakin hari jumlah pasien tidak turun namun sebaliknya, malah melonjak naik. Berangkat dari kekhawatiran tersebut, akhirnya masayarakat berebut untuk cek kondisi kesehatan. 

Apakah dalam diri positif covid ataukah tidak? dan ketika diperiksa oleh dokter, banyak dikategorikan sebagai pengidap covid. Alasannya banyak gejala yang ditunjukkan pasien sewaktu proses pemeriksaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun