Mohon tunggu...
Dinda Oktarina
Dinda Oktarina Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswi Universitas Jambi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tari Iyo-iyo, Simbol Pengesahan Adat dan Peran Perempuan dalam Kenduri Sko Kerinci

22 Juni 2025   14:39 Diperbarui: 22 Juni 2025   14:39 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Tari Iyo-iyo, Sumber: AntaraNews.com

Tari tradisional merupakan bagian penting dalam kehidupan budaya masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Di tengah kekayaan adat dan tradisi masyarakat Kerinci, terdapat satu tarian khas yang memiliki nilai simbolis dan spiritual yang tinggi, yakni Tari Iyo-Iyo. Tarian ini menjadi unsur esensial dalam pelaksanaan upacara adat Kenduri Sko, sebuah prosesi sakral yang menandai pengangkatan gelar adat bagi laki-laki (anok jantan) yang akan menjadi pemangku adat.

Tari Iyo-Iyo tidak hanya difungsikan sebagai bentuk hiburan dalam upacara, tetapi juga mengandung makna simbolis yang kuat. Kehadirannya menjadi keharusan dalam setiap pelaksanaan Kenduri Sko, menandai momen penting dalam siklus kehidupan sosial dan budaya masyarakat Kerinci. Tarian ini biasanya ditampilkan setelah prosesi pengangkatan gelar adat selesai dilakukan.

Uniknya, Tari Iyo-Iyo hanya ditarikan oleh perempuan atau anok batino, yang mencerminkan partisipasi aktif perempuan dalam upacara adat. Para penari membawakan gerakan yang sederhana namun ekspresif, penuh keceriaan, melambangkan pengiyakan dan pembenaran terhadap pengangkatan pemangku adat yang baru. Gerakan mereka yang lincah dan dinamis menggambarkan keindahan alam serta kehidupan bertani masyarakat Kerinci, sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur atas terbentuknya pemimpin adat yang baru.

Salah satu momen penting dalam tarian ini adalah ritual pemberian sirih dan rokok oleh seorang anok batino kepada pemangku adat yang baru dilantik. Ritual ini dilakukan di dalam cerano (rumah adat), diiringi dengan lirih ucapan atau syair berbunyi: "Siheh sakapoa lah kayo making, Ukok sabateang lah kayo isap, izinkan kamai tageak dimunarai." Syair ini bermakna permohonan izin untuk mulai menari setelah menyajikan sirih dan rokok sebagai bentuk penghormatan kepada pemangku adat.

Selain sebagai bagian dari ritual, Tari Iyo-Iyo juga memperlihatkan dimensi sosial dan kultural yang mendalam. Keterlibatan perempuan sebagai penari menunjukkan adanya ruang kesetaraan gender dalam masyarakat adat Kerinci. Perempuan tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku aktif dalam peristiwa sosial budaya yang penting, memperkuat peran mereka dalam menjaga dan melestarikan tradisi.

Tari Iyo-Iyo bukan sekadar seni pertunjukan, tetapi merupakan media pelestarian nilai-nilai tradisional dan identitas budaya masyarakat Kerinci. Lewat gerak dan ekspresi yang sarat makna, tarian ini terus diwariskan sebagai bagian penting dari warisan budaya yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat.

Peran Tari Iyo-Iyo dalam Kenduri Sko tidak hanya terbatas pada konteks seremoni adat, tetapi juga berkontribusi dalam memperkuat solidaritas sosial antarwarga. Proses persiapan hingga pelaksanaan tari ini melibatkan gotong royong, kerja sama lintas generasi, dan penguatan nilai-nilai kebersamaan. Melalui latihan bersama, para perempuan muda belajar langsung dari para sesepuh tentang makna setiap gerakan, cara berpakaian adat, hingga etika dalam pelaksanaan upacara. Hal ini menjadi ruang pendidikan budaya yang alami dan berkelanjutan di tengah masyarakat Kerinci.

Di tengah arus modernisasi dan perubahan sosial, pelestarian Tari Iyo-Iyo menjadi tantangan sekaligus peluang bagi masyarakat dan pemerintah daerah. Upaya dokumentasi, pengenalan di sekolah-sekolah, serta penyelenggaraan festival budaya lokal dapat menjadi sarana strategis dalam menjaga eksistensi tarian ini. Melibatkan generasi muda dalam pelestarian Tari Iyo-Iyo berarti tidak hanya mempertahankan sebuah bentuk kesenian, tetapi juga mewariskan filosofi hidup masyarakat Kerinci yang menjunjung tinggi adat, keharmonisan, dan peran setara antara laki-laki dan perempuan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun