Suasana bimbingan belajar (bimbel) di Desa Peron terlihat berbeda dari biasanya. Dipandu oleh Dinda Nur Fitriani, seorang mahasiswa UNNES GIAT 12, para siswa SD tampak serius sekaligus antusias memecahkan soal matematika pecahan melalui cerita yang relevan dengan kehidupan mereka.
Dalam kegiatan "Joyful Bimbel" kali ini, metode yang ditekankan adalah pengerjaan soal-soal kontekstual. Para siswa tidak lagi hanya berhadapan dengan deretan angka, melainkan diajak untuk bernalar menggunakan cerita sehari-hari. Mereka diminta menyelesaikan persoalan pecahan kontekstual yang telah disusun semenarik mungkin.Â
Pendekatan ini sengaja dipilih untuk membuat matematika terasa lebih nyata dan berguna. "Tujuannya agar anak-anak paham bahwa matematika itu ada di sekitar kita, bukan hanya sekedar angka", jelas Dinda. "Kalau soalnya tentang hal yang mereka kenal, mereka akan lebih mudah mengerti konsep pecahan dan lebih termotivasi untuk menemukan jawabannya."
Metode ini terbukti efektif menarik perhatian para siswa. Mereka menjadi lebih aktif berdiskusi dan tidak ragu untuk bertanya. Diharapkan, cara belajar seperti ini dapat membantu mereka tidak hanya hafal rumus, tetapi juga benar-benar memahami logika di balik pelajaran matematika.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI