“Because no problem has a single solution” kreativitas ini salah satu hal yang dapat membantu menghasilkan sebuah ide-ide baru untuk membantu mengambil keputusan akhir atau yang dapat dikatakan dengan sebuah solusi.
Pendekatan dalam mengambil keputusan untuk pemecahan masalah dapat diasumsikan dengan beberapa wacana yaitu :.
- Selalu memikirkan cara dalam hal lebih baik untuk melakukan sesuatu. Sesuatu yang telah terjadi di masa lalu serta kebiasaan tentunya tidak dapat dijadikan patokan dalam melakukan sesuatu yang dapat memandu tindakan di masa yang akan datang.
- Dalam menyelesaikan masalah tentunya memiliki perspektif yang beragam. Dalam setiap perspektif tentunya harus diselidiki dari pertanyaan yang diajukan dan dapat menemukan jawaban yang tepat.
- Setiap memecahkan masalah tidaklah boleh dianggap remeh. Masalah yang ada harus dapat didefinisikan ulan dan fakta yang jelas agar dapat di tantang.
- Dalam setiap permasalahan tentunya selalu ada ruang dalam perbaikan.
- Penyelesaian masalah tidak mengenal arti kegagalan, karena kegagalan merupakan pengalaman yang akan mengarahkan pada kesuksesan. Jika itu baik kita dapat mengambilnya jika tidak kita jadikan sebagai contoh.
Pemecahan masalah terhadap anak usia dini merupakan ketrampilan yang harus dikreasikan dengan berbagai kegiatan sehari-hari, karena anak harus beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan juga harus mampu bersosial baik dengan teman sebaya dan juga lingkungan sosial untuk bermasyarakat.
Pada dasarnya pemikiran anak yang masi usia dini adalah berfikir konkrit dari apa yang ia lihat, dengar dan juga rasakan. Tentunya hal ini membuat anak mudah mengerti sesuatu yang ada di sekitar lngkungannya. Salah satu metode yang padat diajarkan kepada anak adalah bermain sambil belajar karena anak mempunyai daya fokus antara 10-15 tahun saat masih usia dini.
Sesuai dengan Permendikbud NO. 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, saat usia anak 9-12 bulan anak sudah dapat memahami arti dalam kalimat perintah sederhana. Kemudian saat anak sudah mencapai usia 12-18 bulan, anak mulai bisa menentukan pilihan sederhanya seperti contohnya saat anak diberikan pilihan yang jawabannya antara “ya” dan “tidak”.
Dari contoh yang sederhana tersebut sudah mengajarkan mana pilihan anak dan terdapat makna dalam pemecahan masalah, karena anak diberikan 2 kategori yang berbeda sehingga dapat memutuskan untuk mengambil satu jawaban dari pertanyaan tersebut.
Berikut ini merupakan cara orang tua atau guru yang dapat dilakukan untuk mendukung anak dalam menyelesaikan masalahnya sendiri sesuai dengan kementrian pendidikan dan kebudayaan :
1. Latih anak untuk berempati
Anak usia dini pada umumnya masih memiliki sifat egosentris, yaitu sesuai dengan keinginan anak, tentunya orang tua perlu mengarahkan atau juga memperkenalkan anak dengan sesuatu yang berkaitan dengan empati. Orang tua atau guru harus mempunyai cara dalam mengajarkannya kepada anak, salah satu yang dapat dilakukan yaitu dengan cara menunjjukan beberapa bahasa tubuh diikuti dengan ekspresi, baik keteka ekspresi yang menandakan hal itu baik atau buruk atau saat marah dan senang. Dengan pengenalan ini nantinya anak akan dapat memilah mana yang baik dan buruk.
2. Mengasah Kemampuan Anak
Mengasah kemampuan anak yang dimiliki untuk menentukan mana pilihan, hal ini sedikit susah dalam pengajarannya. Untuk anak usia dini memiliki banyak konsep yang mempunyai rasa selalu ingin tau. Dari sini orang tua atau guru harus mengarahkan memampuan anak untuk mengetahui kodisi yang sedang di alami anak sehingga kedepan tidak terjadi perbedaan pendapat. Tentunya saat mengajarkan anak haruslan dengan jawaban yang tepat dan benar karena ingatannya saat usia dini sangat tajam dan unuk bekal anak dimasa yang akan datang.