Mohon tunggu...
Dinda Wijayanti
Dinda Wijayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Ilmu Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Review Buku Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450 - 1680 (Jilid I : Tanah di Bawah Angin) By Anthony Reid

8 Oktober 2020   14:05 Diperbarui: 10 Oktober 2020   08:02 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul Buku  : Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450 -1680 (Jilid I : Tanah di Bawah Angin)
Penulis        : Anthony Reid
Penerbit      : Yayasan Obor Indonesia


Buku karya Anthony Reid yang berjudul Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450 - 1680 ini membahas mengenai Asia Tenggara, yang tentu saja meliputi Indonesia. Menurut Reid, Asia Tenggara adalah kawasan geografis yang sangat terpisah dari kawasan sekitarnya yaitu India, Asia Timur, dan Pasifik. Asia Tenggara juga sebagai gudang sejarah tempat menyimpan banyak arsip sejarah, Mediteranian sangat kaya dengan penelitian-penelitian sejarahnya dan indah serta sejak jaman memperoleh perhatian banyak sarjana.

Kualitas Hidup: Konsumsi dan Bahan Makanan


Sebelum abad ke-19, masyarakat Asia Tenggara jika dilihat dari sudut kesehatan kira-kira setingkat, atau bahkan lebih sehat, dibandingkan dengan masyarakat Eropa. Di Asia Tenggara, perang memiliki tujuan utama untuk menghancurkan daerah permukiman musuh, dan tidak untuk mencari daerah pendudukan yang secara ekonomis dapat dieksploitasi, sebagaimana yang sering terjadi di Eropa. Menurut Reid bahwa bahwa beras merupakan bahan makanan utama masyarakat Asia Tenggara, dan bahan tersebut diperoleh dengan menggunakan teknologi yang agak primitif atau sederhana. Sementara itu bahan lauknya adalah ikan, ikan tawar, maupun ikan laut, dan ini rupanya jauh lebih penting dibandingkan dengan dagang hewan seperti sapi, ayam, itik, atau burung-burung yang lain.  

Asia Tenggara sebagai Kesatuan


Bahasa yang digunakan pada masyarakat Asia Tenggara pada waktu itu masih serumpun dengan bahasa-bahasa Austronesia, yang waktu itu meliputi apa yang sekarang dikenal sebagai Filipina, Malaysia, Indonesia, kecuali ujungnya yang paling timur, termasuk Vietnam sebelah tenggara (kelompok Cham) semua ini antara lain bisa dikatakan berasal dari leluhur yang sama. Bahasa-bahasa ini dipandang bersumber dari pokok yang sama (proto-Austronesia) sekitar lima ribu tahun yang lalu, di mana bahasa-bahasa yang lebih luas pemakaiannya menyebar jauh lebih mutakhir dari masa itu.

Kondisi Kesejahteraan Fisik


Dalam menghitung jumlah penduduk orang - orang Jawa, Siam, Birma, dan Vietnam semuanya mempunyai tradisi menghitung jumlah rumah tangga dalam kerajaan mereka untuk keperluan perpajakan serta pengerahan tenaga kerja. Namun sifat paling istimewa dari penduduk Asia Tenggara ialah tingkat pertumbuhannya yang sangat lambat di abad ke-17 dan ke-18, walaupun dibanding dengan Cina, India, dan Eropa, disusul oleh tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi di abad ke-19 dan ke-20, terutama di saat mantapnya pemerintahan kolonial. Agaknya kita tidak mungkin menjelaskan perbedaan ini hanya pada membaiknya kesehatan penduduk berkat jasa orang Eropa.

Beras merupakan bahan makanan dan hasil bumi paling pokok di Asia Tenggara. Bahan-bahan makanan pokok lainnya seperti talas, ubi, sagu, dan sejenis gandum tampaknya telah mendahului padi, setidak - tidaknya di gugus Kepulauan Asia Tenggara. Ketiga jenis utama cara menanam padi banyak dilakukan di Asia Tenggara pada abad ke-16: pertanian berpindah pada lereng-lereng rendah; menyebar benih di ladang yang tergenang; dan menanam kembali benih di sawah. Asia Tenggara masih penuh dengan tanah yang tidak digarap di perbukitan dan hutan-hutan, yang tersedia bagi siapa pun yang ingin mengolahnya. Peralatan pertanian sangat sederhana dan seragam, dan semuanya menunjukkan tidak digunakannya barang yang langka, yakni besi. Untuk persawahan, peralatan - peralatan pentingnya ialah luku kayu yang ujungnya dari logam dan garuk dari kayu, keduanya diseret di belakang kerbau atau sapi.

 Kebudayaan Material

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun