Mohon tunggu...
Dinda Divanca
Dinda Divanca Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis Membangkitkan Kreatifitas

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Dampak Negative, Positive, dan Cara Menyikapi Larangan Mudik Lebaran

26 April 2021   12:55 Diperbarui: 26 April 2021   12:59 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mudik sudah menjadi tradisi tiap tahun menjelang hari raya idul fitri. Jalan-jalan di kota besar seperti Jakarta akan sangat sepi dikarenakan semua warganya pulang ke kampung halaman. Suasana hangat berbalut haru menyelimuti mereka-mereka yang akhirnya bisa pulang ke kampung halaman untuk bersua dengan keluarga dan sanak saudara. Opor ayam, ketupat, nastar, menjadi hidangan ibu yang paling dirindukan pada saat-saat seperti ini. Acara berkunjung ke rumah-rumah saudara juga menjadi kegiatan wajib saat mudik lebaran ke kampung halaman. Sehingga saat berita larangan mudik lebaran dikeluarkan tahun ini, banyak masyarakat yang kecewa dan menyayangkan hal tersebut. Pemerintah memang telah mengeluarkan larangan mudik lebaran sejak tahun lalu karena mengigat kasus penyebaran virus corona yang masih tinggi di Indonesia khususnya di kota-kota besar. Maka dikhawatirkan jika para pemudik ini bisa membawa virus corona ke kampung halamannya dan menciptakan kluster baru penyebaran virus covid19 ini.

Kebijakan ini tentunya menimbulkan dampak positive dan negative. Kita bisa mulai membahas mengenai dampak negative kebijakan larangan mudik dari 6-17 Mei 2021 ini. Berbicara mengenai mudik, berarti berbicara juga mengenai beragam kendaraan umum yang biasanya digunakan oleh para pemudik. Mulai dari pesawat, bus, kapal, dan kendaraan lainnya. Dengan adanya larangan mudik ini, sektor transportasi menjadi salah satu yang paling merasakan dampaknya. Seperti yang kita ketahui, setiap musim mudik datang, sektor transportasi mengalami kenaikan penumpang yang sangat signifikan. Banyaknya pemudik menjadikan kebutuhan akan transportasi baik darat, air, maupun udara selalu dipenuhi penumpang. Maka dari itu, efek negative larangan mudik tahun ini salah satunya adalah menurunnya tingkat penumpang transportasi publik. Akibatnya pemasukan para pihak yang terlibat ikut turun. Supir-supir tidak lagi sibuk mengantarkan penumpang ke tujuan seperti sebelumnya. Banyak para kernet yang akhirnya kehilangan pekerjaannya dan menganggur karena tenaganya tidak lagi dibutuhkan. Para pedagang asongan yang biasanya menjajakan dagangannya kepada para pemudik di bus pun tak lepas terkena imbasnya. Hal ini memang mempengaruhi hampir semua orang yang bekerja dibidang ini.

 Dengan diberlakukannya larangan mudik lebaran ini, masyarakat yang tidak bisa pulang ke kampung halaman akan cenderung mencari alternative kegiatan untuk dihabiskan di hari raya. Yang paling popular adalah mengunjungi tempat-tempat wisata. Pada saat itu, tempat-tempat wisata akan sangat penuh. Mulai dari pantai, kebun binatang, tempat-tempat kuliner sampai dengan mall. Sehingga tempat-tempat ini pada akhirnya tetap akan membuat kerumunan masa. Belum lagi budaya berdesak-desakan dan tidak bisa antri di Indonesia akan memperparah hal ini. Orang-orang akan memadati loket-loket tempat wisata dan tempat-tempat kuliner tanpa benar-benar menerapkan protokol kesehatan. Maka dari itu, pemerintah harus bersiap untuk menjaga ketertiban di tempat-tempat wisata saat libur lebaran datang nanti.

Larangan mudik ini tentunya memberikan dampak positive juga khususnya bagi pemerintah dan tenaga kesehatan. Dengan kebijakan ini, pemerintah bisa menekan penyebaran virus corona yang bisa saja terjadi saat perjalanan. Tenaga medis yang selama ini bekerja sebagai garda terdepan penanganan virus covid19 ini juga bisa sedikit bernafas lega karena pasien covid19 berpeluang berkurang. Tentu saja, ini menjadi alasan utama dan tujuan pemberlakuan larangan mudik yang diberlakukan pemerintah. Selain itu, pemerintah juga tidak akan direpotkan dengan adanya arus mudik. Anggaran infrastruktur pembangunan penunjang arus mudik juga bisa dialokasikan untuk penanganan pandemi covid19.  

Saya pribadi secara penuh medukung kebijakan ini. Secara sadar kita tentunya memahami alasan pemerintah menerapkan kebijakan larangan mudik ini. Pemerintah tentunya ingin menjamin kenyamanan, keamanan, dan kesehatan para warganya. Dengan melakukan mudik di masa pandemi menandakan bahwa kita egois dan enggan mendukung usaha pemerintah dalam mengehentikan penyebaran virus corona di negri ini. Rindu bisa kita tahan bersama demi pulihnya negara. Mari bersama ikut berkontribusi untuk menghentikan pandemi agar kita semua bisa berkumpul dengan nyaman di Hari Raya 2022 nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun