"Bahagia Itu Sederhana" kedengarannya tidak asing ya... Itu kalimat singkat yang bejibun di sosial media. Jika kita telaah sebenarnya ada benarnya juga kalimat di atas. Bahagia adalah sebuah rasa yang menggambarkan kenyamanan, rasa senang dan penuh suka cita. Efek yang timbul dari rasa bahagia ini jelas membawa atmosfer yang baik untuk diri kita sendiri maupun orang-orang yang berada di sekeliling kita.Â
Siapa yang tak ingin bahagia? Rasanya tidak akan ada satupun manusia mau jika hidupnya diliputi duka nestapa. Semua orang tujuan hidupnya adalah bahagia. Menikah agar bahagia, bekerja keras mencari rezeki agar hidup bahagia, beribadah menurut keyakinan juga agar punya ending yang bahagia. Berasa kaya nonton drakor tapi endingnya gak bahagia kita jadi ikutan nyesek juga rasanya.
Balik lagi ke kata bahagia itu sederhana. Klise banget memang. sadar atau enggak tapi bahagia itu memang berasal dari dalam diri kita sendiri yang menciptakan. Sesederhana itulah juga jika kita ingin hidup penuh kebahagiaan.
Berikut ini beberapa cara  agar kebahagiaan dapat kita raih yang jelas aman, tanpa efek samping dan terbukti khasiatnya....
1. Tidak Banyak Keinginan dan Merasa Cukup
Nah, ini ilmu dasarnya dulu. Banyak orang gak merasa bahagia karena ia banyak maunya alias gak pernah merasa puas dengan apa yang ia miliki sekarang. Singkatnya ia kurang bersyukur. Banyak dari kita lupa bahwa bersyukur itu adalah dasar dari ilmu bahagia atau kalau mau hidupnya damai adem tentram ya kudu bersyukur. Bersyukur di kasih hidup, bersyukur badan sehat lengkap tanpa cacat, bersyukur hari ini bisa makan lezat, bersyukur pekerjaan lancar dan masih banyak lagi yang perlu kita syukuri.Â
Hakikatnya bersyukur ini berterimakasih kepada diri kita sendiri atas apa yang kita kerjakan dan kita pikirkan. menghargai apa yang telah kita dapatkan sampai hari ini akan memunculkan hati yang tenang dan tercipta kebahagiaan.
2. Tidak Iri dengan Kelebihan Orang Lain.
Ini adalah jurus kedua. Kata lainnya ya "be yourself" lah kira-kira atau bangga menjadi diri sendiri. kita hidup selayaknya adalah menunduk kebawah bukan tegak ke atas. seperti pribahasa padi semakin berisi semakin merunduk. itu benar adanya.
Semisalnya, kita berangkat kerja sudah bisa naik motor. Seharusnya kita menengok kebawah. "wah beruntungnya aku sekarang sudah bisa naik motor, yang lain belum tentu. Ada yang bekerja masih berjalan kaki, ada pula yang naik sepeda".Â
Bukannya, "Duh dia kok sudah naik mobil aja pergi kerjanya, lah aku masih gini-gini aja naik motor".Â