Mohon tunggu...
Dina Kusumaningrum
Dina Kusumaningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Alumni UIN Syarifhidayatullah

Belajar, belajar dan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengais Berkah di Tengah Pandemi

2 Desember 2020   01:42 Diperbarui: 2 Desember 2020   01:53 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wajahnya sama sekali tak menunjukan kekecewaan atau pun datar kala bertemu orang yang tengah berparkir. Baginya kondisi sulit (pandemi) bukanlah alasan untuk menyerah lantaran sepinya pendapatan. Adalah Nur Hasanah (42) juru parkir di kawasan Melawai, Jakarta Selatan.

"Kalau saya cemberut nanti saya dijauhi sama teman-teman seprofesi saya. Kan, kalau senyum enak dilihatnya," ujarnya kepada saya beberapa waktu lalu.

Kata Nur, memberikan senyuman terhadap orang-orang disekitar juga bisa berbagi aura positif. "Ya kalau kita senyum, nyapa duluan sama temen-temen kan bisa nular kebaikan, kalau mau ngerjain sesuatu jadi baik semua, Insya Allah," kata dia lagi.

Diakuinya penghasilan selama pandemi Covid 19 turun drastis dibanding hari biasanya. "Kalau biasanya bisa dapet 2 jutaan sebulan," tuturnya.

SOSOK KARTINI

Dunia parkir yang melekat dengan pria, perempuan pun bisa menjalaninya. Menurut Nur, penyandang difabel seperti dirinya bukan menjadi alasan untuk malas bekerja. Selagi memiliki tubuh yang lengkap, sambungnya, jangan mengeluh atau pun menyesal telah diciptakan Yang Maha Kuasa. Jadi harus bisa melewati hari-hari di masa pandemi.

Ibu dari satu anak tersebut mengakui menjadi tulang punggung keluarga seusai ditinggal suaminya untuk selama-lamanya. Selain berprofresi sebagai juru parkir, Nur berjualan nasi uduk di rumahnya. "Pagi-nya sebelum ke Melawai (tempat bekerja) saya jualan nasi uduk dibantu sama ibu saya," terangnya.

SENANG MELIHAT ORANG SENANG

Agar berkah hidupnya, wanita yang memiliki tinggi 80 cm tersebut tak lupa sedekah berbagi sesama, memberi sebagian hartanya bagi yang membutuhkan. Sesekali ia mencontohkan ustadz Yusuf Mansur yang mengampanyekan sedekah. "Yah walaupun saya orang susah juga saya niatkan untuk memberi sebagian penghasilan bagi yang membutuhkan, kebetulan tetangga saya, ada anak yatim piatu usianya sekarang masih delapan tahun," ucapnya.

"Dan saya inget, perkataan ustadz Yusuf Mansur misalnya nih ya, kalau kita sedekah Rp 10.000 dengan niat yang ikhlas, bisa dateng tuh Rp 50.000, kan Allah maha kaya, jangan takut miskin kalau sedekah," kata dia lagi.

Dikatakan olehnya, begitu bahagia melihat orang lain senang. Sesederhana itu arti kebahagiaan. Tak hanya uang, bantuan selagi kita mampu bisa kita berikan. "Enggak uang melulu, makanan, bantuan tenaga kita bisa kita beri," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun