Islam dan kearifan lokal di Indonesia memiliki potensi yang signifikan untuk mencapai kebijakan fiskal yang adil dan berkelanjutan. Penerapan prinsip-prinsip Islam dan kearifan lokal dapat menjadi dasar yang kuat untuk menciptakan kerangka fiskal yang tidak hanya berfokus pada pembangunan ekonomi, tetapi juga pada keadilan sosial dan kesejahteraan seluruh masyarakat.
Harmonisasi Islam dan Kearifan Lokal dalam Konteks Sosial Ekonomi Islam di Indonesia telah lama berintegrasi dengan budaya lokal, sehingga menghasilkan tradisi yang kaya dan beragam yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Misalnya, tradisi tahlilan di Jawa, upacara Ammateang di Bugis, dan Salawat Dulang di Minang menunjukkan bagaimana nilai-nilai Islam terjalin dengan adat istiadat setempat. Akulturasi ini mencerminkan kapasitas Islam untuk menghargai dan merangkul kearifan lokal tanpa kehilangan esensi spiritualnya. Dalam konteks kebijakan fiskal, pendekatan yang menghormati kearifan lokal dapat meningkatkan legitimasi dan efektivitas kebijakan yang diterapkan di berbagai daerah di Indonesia.
Prinsip Keadilan dalam Kebijakan Fiskal Islam Kebijakan fiskal Islam menekankan prinsip keadilan dan pemerataan sosial. Islam memandang distribusi kekayaan sebagai amanah yang harus dikelola secara adil oleh negara untuk menjamin kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat, terutama yang kurang mampu. Prinsip ini tercermin dalam mekanisme redistribusi melalui zakat, infaq, dan sedekah yang bersifat wajib dan berfungsi sebagai instrumen penting dalam mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi. Kebijakan fiskal Islam tidak hanya berfokus pada peningkatan pendapatan negara tetapi juga pada alokasi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat miskin dan rentan, sehingga menciptakan stabilitas sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.
Menerapkan Kebijakan Fiskal yang Adil di IndonesiaMenerapkan kebijakan fiskal yang adil di Indonesia memerlukan sinergi antara nilai-nilai Islam dan kearifan lokal. Pemerintah harus mengadopsi prinsip-prinsip Islam yang menekankan keadilan, keseimbangan, dan keberlanjutan dalam pengelolaan keuangan nasional, dengan tetap menghormati budaya dan adat istiadat setempat yang telah menjadi bagian dari identitas masyarakat. Misalnya, dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran, harus ada partisipasi aktif dari masyarakat setempat yang memahami kondisi dan kebutuhan khusus daerahnya, sehingga kebijakan fiskal dapat lebih tepat sasaran dan efektif.
Selain itu, dakwah Islam yang berbasis kearifan lokal dapat menjadi sarana edukasi dan sosialisasi kebijakan fiskal yang adil kepada masyarakat. Melalui pendekatan dakwah kultural yang menghargai budaya lokal, masyarakat akan lebih mudah menerima dan memahami pentingnya kebijakan fiskal dalam mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan bersama. Hal ini juga dapat mendorong kesadaran kolektif untuk mendukung kebijakan fiskal yang bertujuan pada pemerataan dan keberlanjutan.
Tantangan terbesar dalam menerapkan kebijakan fiskal yang adil adalah ketidakmerataan distribusi kekayaan dan masih terdapat praktik-praktik ekonomi yang tidak transparan atau tidak adil. Kebijakan fiskal tradisional sering kali tidak berhasil menangani masalah ini karena lebih fokus pada pertumbuhan ekonomi tanpa memperhatikan aspek keadilan sosial dengan lebih mendalam. Oleh karena itu, kombinasi nilai-nilai Islam dan kearifan lokal menjadi solusi yang tepat untuk menghadapi ketidakadilan tersebut.
Peluang yang signifikan juga tersedia dengan keberadaan sistem demokrasi yang memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat dalam perencanaan anggaran negara. Dengan cara yang menekankan pada prinsip keadilan Islam dan menghargai kearifan lokal, kebijakan fiskal dapat disusun agar lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip Islam dan kebijaksanaan lokal dalam kebijakan fiskal, Indonesia dapat menciptakan kebijakan fiskal yang lebih adil dan berkesinambungan. Kebijakan fiskal yang adil dapat mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat, menurunkan tingkat kemiskinan, dan memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI