Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Diary

Gagal Mengikuti UTS

4 Mei 2021   22:51 Diperbarui: 4 Mei 2021   23:13 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu cuaca sangat cerah. Cuaca yang cerah saat itu serasa mendukung segala persiapanku untuk mengikuti UTS pada saat itu juga. Aku mulai duduk manis dan menatap layar laptopku dengan setia menunggu link ujian dari dosenku. Sebelum memulai ujian ,saya telah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan ujian tersebut. Tepat pukul 08.00 wib gawaiku berdering. Saya berharap bahwa pesan itu berisi link ujian dari dosen yang bersangkutan. Dengan segera kuraih gawai itu dan dugaanku benar. Link soal UTS telah dikirim.

Dengan semangat 45 saya mulai mengerjakan soal ujian tersebut. Kurang lebih 30 menit saya menyelesaikan soal itu dengan baik. Sebelum mengirim lembar jawaban saya mulai memeriksa kembali jawaban-jawaban yang sudah saya tuliskan selain itu saya periksa juga data pribadi saya dan semuanya sudah beres menurut saya. Waktu tersisa tinggal 7 menit lagi. Ketika saya hendak mengirimkan lembar jawaban tiba-tiba mati lampu. Selama ini saya hanya mengandalkan wi-fi dan tak pernah bermasalah selama perkuliahan selama ini. Dikarenakan saya tidak punya paket data, Saya panik sejadi-jadinya ! Jawaban pun tidak terkumpul. Saya gagal UTS.

Beberapa saat kemudian lampunya kembali on,saya mencoba untuk mengirimkan lembar jawaban tapi link tersebut tidak menerima tanggapan lagi. Rasa sedihku tak bisa lagi kubendung. Dengan jantung dag,dig,dug kuberanikan diri ini untuk mengirimkan pesan pribadi kepada dosen yang bersangkutan. Meskipun selama ini dilarang untuk mengirimkan chat pribadi tapi saya siap untuk menanggung resikonya. Pesan singkat saya itu berisi permohonan maaf dan permintaan agar bisa melakukan uts dalam bentuk apa saja. Setelah saya mengirimkan pesan tersebut saya berharap ada balasannya. Akan tetapi harapan itu tinggallah pengharapan saja. Pesan saya itu hanya dibaca dan tidak di balas.

Saya mulai berpasrah. Karena memang tidak ada tanda-tanda yang memberikan titik terang dari masalah saya itu. Akhirnya saya berniat untuk menjumpainya ke kampus. Esok harinya sebelum pukul 08.00 wib saya berangkat ke kampus. Saya mengikuti ujian online dari kampus. Setelah pelaksanaan UTS selesai, saya segera menemui dosen yang bersangkutan di ruangannya. Sebelum berjumpa dengannya saya mempersiapkan hatii dan diri saya untuk menerima apapun yang terjadi.

TOK..TOK..TOK,demikian saya mengetuk pintu ruangannya. Silahkan masuk,sahutnya. Apa yang perlu saya lakukan untukmu ? Wah,mendengar jawaban ini hati saya mulai kecut sebenarnya. Akan tetapi saya berusaha untuk tetap kuat di hadapannya. Saya pun mengutarakan maksud kedatangan saya, bahwa saya datang untuk minta maaf atas kelalaian saya dan menjelaskan kepada beliau bahwa kejadian yang saya alami bukan seperti yang dikatakannya di group," Tidak peduli ". Singkat cerita dosen yang bersangkutan memintaku untuk membuat video pembelajaran SD kelas rendah dan diupload ke youtube dengan syarat viewers harus diatas 100 dan likenya minimal 50. Aduh,cobaan ini berat Tuhan. Tapi tidak apa-apa saya menyetujui apa kata dosenku dan saya akan lakukan semampuku.

Disamping kegiatan UTS,saya meluangkan waktu untuk belajar membuat video yng bagus. Maka, Untuk membuat video tersebut saya menghabiskan waktu selama 2 hari. Hingga saat ini tayangan video itu masih kurang dari yang diharapkan. Tapi setidaknya saya sudah berjuang untuk itu.  Jalan terakhir bagi saya adalah berharap ada belas kasih dari beliau. Semoga.

Dari pengalaman ini saya sungguh banyak belajar. Pertama,persiapan yang saya buat selama ini ternyata tidak cukup atau belum memadai. Oleh karena itu perhatian terhadap hal-hal kecil sering terabaikan meskipun itu sangat berpengaruh. Maka.lewat pengalaman ini saya diajarkan untuk tidak berpuas diri dengan apa yang ada, berani keluar dari zona nyaman untuk melihat versi baru. Selama ini mengeluarkan uang untuk  membeli paket rasanya boros sekali karena sudah ada Wi-Fi dan paket pemerintah. Ternyata wi-fi juga tak selalu menjamin.

Selain itu yang tak kalah penting adalah sikap rendah hati ketika meminta. Mengakui kesalahan dan minta maaf bukanlah suatu kelemahan. Sikap rendah hati dan kemauan untuk minta maaf adalah salah satu cara untuk menemukan titik terang dari suatu permasalahan. Jangan pernah lari dari masalah selagi kita ada di jalan yang benar. Menanggung rasa sakit dan kecewa adalah konsekuensi dari setiap kesalahan. Terimalah itu dengan lapang dada maka itu akan menjadi berkat dan menjadi suka cita di kemudian hari.

Saya telah mengalami rasa sakit itu dan saya telah mengalami sukacita setelah menanggung rasa sakit beberapa saat. Meskipun saya gagal mengikuti UTS pada saat itu, Namun,telah Tuhan menunjukkan jalan lain kepada saya meskipun banyak tantangannya. Dilain pihak,saya beruntung juga karena saya menjadi youtuber dadakan. Saya jadi paham bagaimana cara mendesain video pembelajaran. Intinya selalu ada pelangi sehabis hujan.

Sekiranya sahabat-sahabat K-Ner hendak melihat editan video saya yang tak seberapa itu,disini saya sertakan linknya : https://youtu.be/-in8Rp1xJPs

Terima kasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun