Saya sendiri juga turut menikmati situasi itu. Setiap dari kami memesan  menu sesuai selera masing-masing. Setelah beberapa saat bersantai ria kami pulang menuju kampus.
Setibanya di kampus, teman-teman mulai meminta buku yang baru saya beli untuk dicopy. Sayangnya pada saat itu juga saya tidak sanggup membendung rasa jengkelku terhadap mereka.Â
Dalam dialog singkat itu sambil berseloro saya katakan kepada mereka," Mengapa kalau membeli buku kalian sangat perhitungan, buku seharga seratus ribu terasa sangat mahal untuk kalian, sementara duduk di mall  berjam-jam dan menghabiskan banyak uang kalian tak pernah pikirkan. Jujur saja untuk saya hal ini kurang tepat. Saat itu teman-teman saya mulai menunduk.Â
Pengalaman kecil ini menyadarkan saya kembali. Bahwa betapa seringnya saya salah menempatkan mana yang lebih penting dalam hidupku. Mungkin saja pengalaman ini bukan hanya terjadi pada diriku tapi juga untuk kalian.Â
Bahwasanya untuk hal-hal yang tidak terlalu penting sanggup mengeluarkan biaya yang cukup besar. Tetapi ketika ada kebutuhan yang urgent dengan harga yang lumayan besar saya langsung menyerah. Aduh...mahal banget. Apa nggak ada yang lebih murah atau lebih memilih untuk tidak membeli.
Otak memang lebih kecil dari perut. Perut memang harus selalu di isi tapi jangan lupa untuk mengisi otak. Otak tidak dapat diisi dengan makanan tetapi dengan ilmu.Â
Ketika otak berisi maka otak dapat memanage perut dan memanage yang lain supaya dapat bekerja dengan seimbang. Bisa saja perut lebih besar dari otak tapi kualitas jangan ya..! Hehehe.
Otak itu hanya bisa di isi dengan Membaca,membaca dan membaca !
Salam