Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Aku Harus Pamit dengan Rasa Kecewa?

29 Desember 2020   14:24 Diperbarui: 29 Desember 2020   14:47 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membuat refleksi tahunan adalah kewajiban bagi saya. Refleksi ini tentu memiliki makna tersendiri. Adapun tujuannya ialah untuk meninjau kembali perjalanan hidup sepanjang tahun. Untuk memulai refleksi ini saya membaca kembali catatan harian saya atau diary unik yang sering saya simpan di dalam lemari. 

Saat membaca refleksi-refleksi singkat harian saya,ada sesuatu yang menarik dari lembaran-lembaran buku harian itu. Ternyata dilembar terakhir terakhir saya menuliskan begini," Satu tahun rasanya kok seperti satu hari,Januari,February,Maret,dan Corona, Satu tahun berlalu. Hadirnya corona tentu membawa kekecewaan tersendiri,banyak rencana yang tidak terlaksana .

Saya mencoba merenungkan kisah singkat perjalanan hidup saya sepanjang tahun ini,apa makna dibalik semua cerita hidupku.

Tiga ratus enam puluh hari kini hampir berlalu. Sepanjang tahun ini saya membentangkan hidupku diatas panggung dunia. Saya menyadari bahwa begitu banyak orang yang menonton dan menyaksikan sendiri sandiwara hidupku,sahabat,kenalan,atasan,bahwahan,teman,pun orang -orang yang tidak menyukai saya.

Saya sudah banyak melukis diatas lembaran hidupku sepajang tahun ini mulai dari lukisan yang menarik,menyakitkan,yang terang,yang gelap,yang menghibur,yang inspiratif,yang unik dan masih banyak lagi. 

Kalau di ingat-ingat kembali pengalaman hidup tahun ini mulai dari bulan januari,februari,maret,dan selama corona saya mau mengatakan bahwa tahun ini adalah tahun yang baik. Saya katakan tahun yang baik karena Tuhan masih memelihara saya dan keluarga. 

Kalau dipikir-pikir sejak masa pandemi banyak orang yang telah meninggal,padahal kita berada dalam situasi yang sama. Kok Tuhan membiarkan yang lain meninggal sementara saya diberi kehidupan hingga saat ini. Inilah yang pantas disyukuri karena Tuhan masih memberi kesempatan kepada saya untuk menikmati hidup.

Mungkin tidak semua dari kita yang sependapat dengan saya bahwa tahun ini adalah tahun yang baik. Bisa jadi untuk sebagian orang tahun ini adalah tahun yang menyakitkan,menekan,menjengkelkan karena berbagai situasi yang dialami. Sekali lagi  setiap pribadi bebas mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sesuai pengalamannya.

Andaikan tahun ini adalah tahun yang menyakitkan,apakah saya harus pamit dengan rasa kecewa?

Meskipun banyak hari-hari gelap yang mewarnai perjalanan hidupku,bolehkah saya pamit dari tahun yang lama ke tahun yang baru dengan rasa kecewa atau jengkel? Saya sendiri mengatakan "TIDAK". Karena bagaimanapun juga saya harus  mengingat bahwa banyak sesama yang sudah berjasa dalam menata hidupku. 

Lewat sikap yang ramah,lewat cinta, penuh cinta dan bentuk perhatian lainnya,juga mereka yang sabar mendampingiku. Yang perlu saya syukuri saat ini adalah saya masih sehat,harta milik dan kebutuhan bisa terpenuhi dan bertambah sedikit,masih bisa merasakan saat-saat indah dan menyenangkan bersama keluarga,tercipta relasi yang harmonis dan terutama bahwa saya masih hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun