Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manusia adalah Mahluk Pekerja (Homo Faber)

30 November 2020   14:51 Diperbarui: 30 November 2020   15:06 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Radio Maria-Catolic Center Lt.5 Medan

Sejak saya SD orangtua sudah melatih saya untuk bekerja. Bukan hanya bekerja saja tetapi belajar bertanggung jawab atas sebuah pekerjaan. Saya memiliki sebuah pengalaman yang menggugah hati saya setiap kali bekerja atau melakukan sesuatu. 

Pada masa itu,ibu menugaskan saya untuk mencuci piring setiap harinya. Jadwal untuk mencuci piring sudah ditentukan yaitu pagi dan sore. Ketika saya bangun pagi, sehabis membereskan tempat tidur otomatis saya langsung mencuci piring setelah itu berkemas dan berangkat sekolah.  Disore hari, saya dan kakak saya selalu pulang terlebih dahulu dari kebun. Karena kakak saya akan memasak dan saya akan mencuci piring.

Demikianlah pekerjaan itu saya kerjakan setiap saat. Hingga tiba waktunya kakak saya melepaskan pekerjaan itukarena ia harus keluar kota untuk melanjutkan studinya. Saatku telah tiba untuk  menggantikan posisi kakak saya sebagai tukang masak dan mencuci kain. Sementara tugas mencuci piring kadang dikerjakan oleh ibu kadang juga saya kerjakan sendiri.

Suau hari saya disuruh ibu untuk memasak. Memang masakan itu hanya untuk kami bertiga (saya,ayah dan ibu ). Dan yang saya masak waktu itu adalah sayur daun ubi tumbuk ( selera kampungan) dan ikan goreng.Saya senang sekali diberi kepercayaan oleh ibu untuk memasak. Tapi waktu itu saya belum pintar memasak. Meski sudah diberi petunjuk tetap juga tak seperti yang diharapkan oleh ibu.

Malam telah tiba,makanan dan peralatan makan sudah disediakan oleh ibu. Setelah kumpul kami berdoa. Dan pemimpin doa selalu digilir tentu dimulai oleh ayah,ibu baru anak-anak. Seperti biasanya,ibu akan mendahulukan ayah dalam segala hal. Maka yang mendapatkan makanan pertama kali adalah ayah,dan yang mencicipi makanan terlebih dahulu adalah ayah. 

Nah,ketika ayah mencicipi sayur masakan saya itu ternyata asin dan ikan yang saya goreng itu lempem ( kurang kering). Pada saat itu ayah tidak memarahiku dan selama makan ia hanya diam. Tapi kulihat ibuku segera bergegas kedapur memasakkan indomie. Wah,pekerjaanku membuat ibu mendapatkan teguran dari ayah.Saya kasihan melihat ibuku,saya sedih melihatnya harus mengulangi pekerjaanku itu.

Mulai saat itu,saya terus berusaha untuk melatih diriku supaya terampil dalam memasak. Ketika ibu memasak saya akan menemaninya dan melihat caranya untuk menyajikan makanan. Maka, saat saya SMA saya sudah bisa memasak makanan kesukaan ayahku,PINADAR ( Panggang ayam khas batak) dan Ikan mas arsik.Tanggung jawab kecil-kecil itu ternyata melatih saya untuk tekun dalam melakukan segala sesuatu. Pengalaman itu juga yang selalu menantang saya untuk selalu berani mencoba. 

Hingga saat ini saya selalu mengupayakan pekerjaan saya jangan sampai diulangi oleh orang lain karena tidak beres atau karena hal-hal lainnya. Bagi saya pekerjaan itu merupakan wujud dari pelayanan. Setiap saat saya harus bekerja,bekerja bukan saja untuk kepentingan diri sendiri melainkan karena kebutuhan orang banyak.

Nah,manusia itu adalah mahluk pekerja (Homo Faber). Kegiatan dasar manusia adalah bekerja. Kerja merupakan sarana aktualisasi diri. Dengan bekerja, manusia semakin menjadi dirinya. Karena itu, kerja tidak boleh membuat manusia terasing dari dirinya sendiri dan sesamanya. Kerja perlu terarah pada kesempurnaan manusia, yaitu agar menjadi semakin manusiawi. Dari situ tergerak untuk memuliakan sesama lewat jalinan persahabatan. Karena itu, ketika kita bekerja, prinsip yang perlu dikembangkan adalah I do good, I intend good, I am good - bertindak yang baik, niat yang tulus (baik), dan menjadi baik. Itulah yang mendekatkan kita dengan sesama. Untuk melakukan hal ini diperlukan kesabaran, ketekunan, dan jerih payah.

Sengaja atau tidak Komentar akan selalu bermunculan, sebab manusia itu makhluk yang bertanya dan akan selalu mempertanyakan segala sesuatu. Hal yang terpenting adalah melaksanakannya dengan hati yang tulus,jujur dan selalu mengupayakan yang baik.Bagi mereka yang sudah mengikrarkan janji atau sumpah lakukanlah pekerjaan itu sesuai dengan janji atau sumpah yang diucapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun