Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjawab Panggilan Tuhan, Motivasiku Apa Ya..!

22 November 2020   13:32 Diperbarui: 22 November 2020   13:50 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga hari yang lalu,pada saat memulai  perkuliahan Filsafat Pendidikan , dosen meminta kami untuk memperkenalkan diri secara singkat (nama, asal sekolah dan motivasi). Aku pun terkejut ketika ada point motivasi di dalam perkenalan itu. Sudah lama aku tidak bertanya pada diriku apa motivasiku dalam mengikuti "Panggilan Tuhan" ini. 

Ragam rajutan kata-kata dari mereka yang terpanggil untuk mengikuti Panggilan Tuhan (gaya hidup yang melawan arus jaman ini)
Dari faktor coba-coba, ujung2nya jadi tepat dengan gaya hidup.
Mencari pengalaman dan pengetahuan.
Supaya bisa mendapat kehidupan yang layak.
Supaya dihormati, dicintai, disukai banyak orang serta dipandang sebagai orang suci.
Menjadi pribadi yang lebih baik lagi
Menjadi pelayan sebagaimana Yesus perbuat semasa hidup-Nya. 

Saya teringat kisah panggilan saya yang merupakan sebuah misteri. Dari kecil saya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang suster. Cita-cita saya dari dulu adalah menjadi seorang guru. Setelah menyelesaikan tingkat pendidikan di SMA saya mengikuti SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan saya di terima di Universitas Negeri Medan. Tentu saya dan orang tua merasakan kegembiraan itu dan menjadisatu momen untuk disyukuri. Tapiapa yang terjadi ?

Satu minggu sebelum keberangkatan saya ke kota Medan saya mengikuti pesta syukuran kaul kekal seorang suster dari kampung kami. Pesta itu di adakan di paroki. Kebetulan pada waktu itu saya adalah anggota OMK paroki. Saya terpilih menjadi penari pada acara itu. Ada tari perarakan dan tari persembahan.

Ketika tari persembahan saya melihat di hadapan saya banyak para suster dan para imam,masing-masing dari mereka menunjukkan ke khas annya .Hal itu terlihat dari pakaian dan cara mereka menyapa umat. Menyaksikan kehadiran para suster dan para imam itu rasanya kayak disambar petir.. Waduhh...mereka seperti malaikat Tuhan,aku mau seperti mereka. Saya merasa perayaan itu agung sekali,damai sampai hati saya terpikat oleh suara seorang suster yang menyanyikan mazmur tanggapan.

Setelah selesai perayaan itu, saya bergegas menjumpai pastor paroki kami. Saya mengutarakan keinginan saya itu bahwa saya mau jadi seorang suster. Anehnya, Romo itu terlihat sinis mendengar perkataan saya. " Mana mungkin kamu mau jadi seorang suster,dan nampaknya kamu belum siap ",Kata Romo itu dengan logat jawanya. OMG segitunya kah Romo ? "Kita lihat saja dua hari kedepan apa masih bertahan",katanya.

Saya tidak berhenti sampai disitu. Saya sampaikan juga niatku itu kepada kedua orang tua saya. Orang tua saya terdiam mendengar rencana saya itu. Tak satu katapun dikeluarkan pada saat itu. Dan saya menduga bahwa mereka tidak mengijinkan saya menjadi seorang suster. 6 bulan lamanya saya menunggu jawaban dari kedua orang tua saya. Sembari menunggu jawaban saya mencari tau kongregasi suster yang baru berpesta itu. Ternyata dia adalah anggota OSF-Sibolga.

Tanpa sepengetahuan orang tua,saya pergi mengunjungi suster itu kerumahnya untuk menanyakan syarat-syarat untukmasuk biara. Dari semua syarat yang diberikan ada satu hal yang agak rumit untuk dikerjakan yaitu surat persetujuan dari orang tua. Saya berpikir bahwa saya tidak akan mendapatkan surat itu. Dan memang betul surat itu tidak saya dapatkan dari kedua oang tua saya.

Bulan Januari tahun 2012 tepat hari ulang tahun saya ,saya berangkat ke biara. Setelah di biara saya jarang komunikasi dengan orang tua saya.Hingga tiba saat nya libur pertama dari biara waktu itu saya sudah novis,saya membuat kejutan kepada kedua orang tua saya. Saya pulang kampung dengan mengenakan jubah. Besar harapan saya bahwa ketika orang tua ku melihat jubah kebesaranku hatinya tergugah dan merelakan saya untuk abdi Kristus.

Syukur kepada Tuhan,dugaan saya itu benar. Pelukan hangat dari kedua orang tuaku kurasakan waktu itu. Doa dan restu diberikan kepada saya meski dibarengi dengan air mata. Saya bahagia sekali karena Tuhan mengabulkan doa ku. Pada saat itu saya berniat untuk membahagiakan mereka lewat cara hidup yang telah kupilih. 

Saat ini sudah tahun ke- 9 bagiku menjadi anggota persaudaraan OSF. Banyak berkat Tuhan yang sudah saya terima lewat pengalaman setiap hari.Trimakasih untuk kedua orang tuaku yang telah memberi restu kepada saya meskipun hingga saat ini rindunya tak pernah berubah. Hehehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun