Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tuhan, Saya Takut Covid-19

31 Oktober 2020   22:56 Diperbarui: 31 Oktober 2020   22:58 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tadi sekitar Pukul 20.00 Wib kami menerima perintah dari pimpinan. Berhubung karena ada beberapa saudari yang dalam " terpapar covid" dan harus menginap dirumah sakit. Perintah itu berbunyi demikian " Saya harap kalian dapat meluangkan waktu untuk melihat mereka yang ada dirumah sakit. Kebetulan tidak ada para suster yang menemani mereka,barang kali mereka sudah tiba dirumah sakit. Jika ada keperluan atau kebutuhan mereka tolong kalian antarkan.Trimakasih ". Setelah itu teleponnya putus.

Kami semua yang sedang asyik bersantap malam saling melirik. Dengan nada spontan saya katakan " Tuhan saya takut covid 19" . Semua teman-temanku melihat kearahku. Seorang teman berkata demikian " Hal yang wajar saja kalau kita takut,tapi kita juga tidak bisa membiarkan mereka begitu saja ". Oke pernyataan itu masuk akal dan saya terima. Pertanyaannya " Siapkah menanggung resiko bila terjadi sesuatu ? ". Jujur saja saya tidak sanggup untuk melakukan itu. Saya masih ingin hidup. Hmmm

Tak lama kemudian salah seorang saudari menelepon ibu komunitas via wa. Saat ditelepon kami diam semua. Kami mendengar baik-baik kira-kira apa yang akan dikatakan. Hmm,ternyata saudari itu meminta kami untuk mengantarkan makanan dan perlengkapan  tidur mereka kerumah sakit. OMG,kami semua kembali saling melirik. Kira-kira siapa yang akan berangkat malam ini kerumah sakit.

Saya hanya diam dan tidak berkata apapun karena memang saya takut sekali. Teman-teman yang lain mulai membuat alasan. Ada yang mengerjakan tugas,ada yang mengerjakan pembukuan,ada yang bimbel dan macam-macam. Intinya tidak ada yang mau pergi. Karena semua membuat alasan akhirnya saya katakan " Ya udah ,saya yang pergi ! Mari kita siapkan apa yang perlu diantar ke rumah sakit malam ini. Satu persatu dari mereka mulai sibuk menyiapkan bekal yang akan kami antar. Saya sendiri berkemas dan menyiapkan diri untuk berangkat ke rumah sakit. Tak lupa saya pakai masker dan membawa hand sinitizer.

Pukul 20.20 wib saya dan seorang teman berangkat dari rumah menuju rumah sakit. Dalam perjalanan suasana gerimis dan macet menambah kegelisahanku tapi sepertinya temanku itu punya feeling kalau saya sedang gelisah. Ketika kami berhenti dilampu merah temanku itu berguyon katanya " Kita anggap sajalah corona ini sebagai saudara supaya kita tidak takut lagi ". Saya lantas menjawabnya " Boleh-boleh saja tapi kita juga harus tetap waspada. Sebenarnya saya takut pergi ke rumah sakit bukan karena perginya malam tapi karena corona dan  kebetulan ada dua saudara yang pernah kami kunjungi 2 minggu yang lalu tidak berapa lama meninggal. Dan saya takut sekarang karena banyak yang OTG. Kita tidak tau orang datang dari mana lalubertemu  dengan kita " . Berdoa ajalah suster,pasrah aja ! Kata temanku itu !

Sekitar 30 menit perjalanan kami tiba dirumah sakit. Kamipun langsung menelepon salah seorang dari saudari kami itu. Wah,kami harus menunggu sekitar 20  menit di pintu gerbang rumah sakit. Karena mereka semua ada di UGD. Intinya kami harus menunggu mereka selesai mengurus segala berkas-berkas mereka. Karena hujan terpaksa kami harus masuk ke lobby rumah sakit. Sambil menunggu kami duduk  diruang tunggu dan memperhatikan orang-orang yang ada disitu.

Tak satupun yang kami kenal karena semua orang yang ada disitu seperti astronot kecuali kami berdua yang hanya pakai jubah dan masker. Situasi rumah sakit itu sepi dan tidak bebas masuk ke dalam. Setelah 20 menit menunggu, saudari kami itu muncul dari pintu UGD. Dia melambaikan tangannya ke arah kami. Sebenarnya dag-dig-dug juga saya mau bertemu dengannya. Tapi mau tidak mau saya harus mengalahkan diriku. Kami angkat barang-barang itu dan kami letakkan dimana ia berdiri. Sebenarnya dia juga menjaga supaya tidak bersentuhan dengan kami.

Setelah itu kami hendak pulang,tapi karena masih hujan kami duduk lagi menunggu hujan reda. Tidak lama kemudian saudari kami itu kembali menelepon saya. Katanya perlengkapan mandi mereka tertinggal dimobil dan minta tolong supaya saya belikan. Oh Tuhan, haruskah ini kuselesaikan malam ini ? Segera aku berdiri dan minta ijin kepada satpam supaya saya pergi ke koperasi untuk membelinya. Satpam itu mengantar saya ke koperasi disana saya menelepon mereka kira-kira apa saja yang masih kurang supaya saya tidak dua kali kerja.

Setelah itu saya minta kepada saudari kami itu supaya menjemput barang-barang itu dilobby. Karena hujan sudah reda kami bergegas untuk pulang kerumah. Eh,belum lagi jauh dari rumah sakit hujan turun lagi. Hujannya lumayan deras tapi kamilebih memilih untuk melanjutkan perjalanan daripada berhenti takut nanti kalau jalan yang kami lalui dilanda banjir.

Sekitar 30 menit dalam perjalanan kami tiba di rumah. Karena sudah basah kami segera mandi setelah itu sedikit bercerita tentang pengalaman singkat itu kepada teman-teman dikomunitas. Dan bahwa besok masih harus pergi ke rumah sakit untuk mengantar obat. Dan aku siap untuk menjalankannya.

Dari pengalaman singkat itu saya berefleksi bahwa memang saya harus bisa mengalahkan egoku ketika situasi menuntut atau memaksa saya harus berbuat. Saya mencoba memposisikan diri pada keadaan mereka yang sedang dirumah sakit. Tentu mereka juga tidak menginginkan hal ini terjadi kepada mereka. Akan tetapi dalam situasi seperti ini ketika saya siap untuk melayani mereka barangkali 30% penyakit mereka itu sudah sembuh. Yang tadinya saya merasa ketakutan sekarang tidak lagi. Justru saya kasihan melihat mereka meramekan barisan dibangsal rumah sakit itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun