Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perlukah Mewarisi Mitos?

29 Oktober 2020   21:23 Diperbarui: 29 Oktober 2020   21:27 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tadi siang setelah makan siang kami dikejutkan oleh sebuag berita duka. Berita duka ini berasal dari komsos keuskupan Sibolga. Berita duka itu berisi tentang kepergian seorang misionaris kapusin asal Jerman. Namanya RP. Theofil Odenthal,OFM.Cap. Setelah mendengar kabar duka itu kami tengah asyik membahas karya pastoralnya dan segala kebaikannya. Ntah kenapa pembahasan kami sampai pada mitos.

Owh ya,ceritanya begini. Novisiat kami itu berada di Barus. Barus itu adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Tapteng. Barus itu dulu tekenal dengan micinnya eh salah mistik maksud saya. Kata orang sih,disana banyak orang yang memelihara mistik-mistik itu dan banyak yang berkisah bahwa banyak peristiwa-peristiwa yang terjadi. Seorang teman yang berasal dari barus juga mengakui kebenaran dari mistik itu. Saya sendiri tidak mengalaminya mungkin karena saya adalah orang baik.Hehehehe.

Selain itu juga seorang saudari yang telah menyelesaikan studinya mendapat tugas perutusan baru di Tumba Jae. Dia akan bertugas di klinik. Mendengar tempat dimana ia ditugaskan dia mulai cemas dan khawatir. Karena banyak juga mitos yang bertaburan tentang daerah tersebut. Dan mitos-mitos itupun mulai membuatnya tidak bersemangat untuk memulai tugas perutusannya. Ketakutan mulai menghampirinya. Kalau sudah dihantui ketakutan,apakah masih sanggup untuk mewujudkan  pelayanan yang maksimal. 

Untuk saya pribadi ketakutan semacam itu akan cepat menimbulkan rasa curiga terhadap orang lain. Cenderung Berpikir negatif tentang orang lain.Dan itu akan membatasi ruang gerak seseorang untuk bertindak. Yang namanya pelayan apalagi seorang tenaga medis tentu akan berhadapan dengan banyak orang. Dan tugas utamanya ialah menyelamatkan dan menyembuhkan sesama. Jadi perannya bukan hanya sekedar berbicara melainkan menyentuh atau berbicara dari hati kehati. Ada kontak batin.

Nah,apa yang mau saya katakan dengan hal tersebut. Orang-orang zaman dulu begitu percaya dengan yang namanya mitos. Sampai sekarang mitos-mitos yang diwarisi itu melanda pikiran manusia atau sudah menjadi konsep yang sulit diubah. Sayangnya mitos-mitos yang biasa dibicarakan orang banyak bukanlah sesuatu yang positif melainkan membuat orang yang mendengarnya menjadi ketakutan,kecil hati bahkan patah semangat.

Ada begitu banyak mitos yang pernah saya dengar. Misalnya, ada kebiasaan pada orang batak ketika si istri sedang hamil suaminya tidak boleh pangkas rambut,takut nanti debaynya botak. Ada juga yang mengatakan bahwa ketika melewati makam tidak boleh menunjuknya dengan jari telunjuk nanti jarinya bisa terpotong. 

Dan mama saya pernah bilang kalau banyak makan ikan nanti matanya bisa besar. Kedengarannya menakutkan. Tapi sebenarnya yang mau dikatakan adalah jangan banyak-banyak makan ikan. Hahahaha. 

Dari sekian banyak mitos yang saya dengar saya mau katakan bahwa itu adalah omong kosong. Banyak bukti yang bisa kita pakai untuk meyakinkan diri kita bahwa mitos negatif seperti itu layak untuk diabaikan. Tidak pantas diwarisi. Apapun yang menjadi latar belakang kita ,kedudukan kita yang lebih penting adalah reaksi kita menanggapi setiap mitos yang kita dengar.

Kita tahu bahwa ada banyak orang yang menanggapi mitos-mitos negatif itu dengan serius sampai ke khawatiran  dan ketakutan membelenggunya. Tapi,tidak sedikit pula orang yang menanggapi mitos negatif itu hanya sebagai omong kosong yang harus dihancurkan. Karena pola pikir yang demikian tidak baik diteruskan kepada generasi berikut.

Pada dasarnya, reaksi kitalah yang menentukan apakah mitos yang kita dengar itu terbukti kebenarannya atau tidak. Jika kita mengamini sesuatu yang negatif dan membiarkannya merasuk kedalam jiwa kita maka memang setiap tindakan kita akan mengikuti apa yang telah merasuki pikiran kita seperti kegagalan,keterpurukan bahkan kehancuran.

Ada ucapan inspiratif yang pernah saya baca " Kita semua adalah hasil dari apa yang kita pikirkan". Karena itu kita punya pilihan untuk menghancurkan mitos negatif yang sudah ada atau memeliharanya daam kehidupan. Orang yang kritis berpikir akan mampu meretas mitos negatif itu dan tak pernah membiarkan mitos itu meraja dalam hidupnya. Karena pembuat mitos itu adalah manusia itu sendiri. Keyakinan dan pola pikir serta semangat dan kerja keraslah yang membawa seseorang pada suatu keberhasilan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun