Mohon tunggu...
Dina Feri Suryani
Dina Feri Suryani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Pemula

-

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak Covid-19 Terhadap Kegiatan Ekspor Impor Indonesia-China

27 Januari 2021   12:46 Diperbarui: 28 Januari 2021   10:54 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pandemi COVID-19 memberi dampak pada sektor ekonomi khususnya perdagangan internasional ekspor-impor. Penerapan pembatasan pergerakan seperti PSBB atau istilah tren-nya social distancing memang tidak berpengaruh langsung pada arus ekspor dan impor melainkan pada kegiatan produksi negara pengekspor maupun pengimpor. China sebagai negara “pembawa virus” mengalami penuruan tingkat ekonomi, hal tersebut secara tidak langsung berdampak pada perekonomian Indonesia sebagai negara yang bergantung pada komoditi China. Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia pada bulan Februari 2020 lalu, telah resmi pelarangan atas barang impor yang pernah transit di China. Kesimpulan yang didapatkan dari studi ini, dampak pandemi terhadap kegiatan perdagangan sangat besar sehingga pemerintah perlu menerapkan kebijakan dan intervensi baru guna menyongsong neraca perdagangan yang terimbas.

Kata kunci : ekspor-impor, Indonesia, China, COVID-19

Bermula dari tahun 2019 lalu, pandemi COVID-19 menghebohkan seluruh negara di dunia. Penyebarannya yang sangat cepat serta belum ada penemuan vaksin atau obat sebagai alat untuk menghentikan wabah yang terjadi, makin mempersulit upaya-upaya untuk menghentikan pandemi yang terjadi. Dampak dari pandemi dapat dilihat terhadap segala kegiatan masyarakat. Terutama dalam bidang ekonomi ekspor dan impor yang melibatkan dua negara. Di Indonesia sendiri penyebaran pandemi dimulai sejak 2 Maret 2020 lalu yang diumumkan melalui media cetak dan televisi oleh bapak presiden sendiri, bapak Joko Widodo. Waktu yang terus berganti tidak menghentikan pandemi yang melanda. Namun tiap harinya malah terjadi peningkatan kasus baru yang tidak berhenti. Pemerintah berupaya untuk mengatasi masalah peningkatan kasus yang terus naik dengan penerapan PSBB atau istilah tren-nya adalah social distancing serta terus mengakampanyekan penerapan 3M.

Meskipun diterapkan PSBB, ternyata kegiatan ekspor-impor masih terus berjalan. Menurut Direktur Utama Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II (Persero)  atau IPC, dijelaskan bahwa arus logistik tetap berjalan dengan pengaturan khusus. Misalnya Pelabuhan Tanjung Priok yang hingga saat ini diterapkan upaya antisipasi tinggi dan mengedepankan pelayanan. Meskipun begitu, harus senantiasa siap untuk menjalankan arahan pemerintah untuk menutup terminal pengumpan. Interaksi antar-manusia di pelabuhan sudah makin berkurang dengan segala yang serba digital. Orang-orang yang bertugas di terminal juga dapat dihitung jari. Pergerakan peti kemas yang mengangkut barang juga sejak dahulu beroperator pada alat-alat modern yang bisa dikontrol secara digital oleh pihak pelabuhan. Selain itu, sudah diterapkan juga upaya perlindungan diri dengan pemakaian APD bagi petugas serta sterilisasi di sekitar tempat kerja.

Pandemi yang melanda China di fase awal pada tahun 2019 akhir lalu membuat wilayah Wuhan yang awalnya merupakan daerah yang terletak di jalur sungai yang sibuk dengan arus barang. Kemudian dengan adanya pandemi pergerakan barang di Sungai Yangtze terpaksa terhenti mengingat Wuhan merupakan “tempat penghasil” virus Corona. Padahal Wuhan dikelilingi oleh pemasok barang penting dalam perekonomian suatu negara. Batu bara, minyak, serta pupuk mengalami distorsi aktivitas perekonomian. Dominasi China dalam perekonomian yang kuat seperti pengimporan 20% bahan kimia, 18% gas, serta 16% minyak tanah tahun 2019 lalu memberi porsi kepada negara tersebut sehingga menjadi dominan di pasar global. Peran China dalam aktivitas global yang dominan diikuti dengan masalah pandemi yang belum berhenti membuat dampak buruk wabah yang menyebar ini makin terasa di negara tersebut dan negara pengimpor.

Mengingat Indonesia berpangsa terhadap China, meskipun arus ekspo- impor barang masih berjalan, secara tidak langsung Indonesia juga terkena imbas atau dampak negatifnya khususya terhadap neraca perdagangan Indonesia. Pemerintah dapat melakukan berbagai hal untuk mengatasinya dengan cara perlunya melaksanakan penggantian versifikasi pasar untuk ekspor utama yang mulanya dari China, beralih ke negara-negara di Afrika yang bisa memproduksi barang yang sama dan kualitas yang sama pula, atau ke negara Amerika Selatan. Selain itu, upaya internal juga dapat dilakukan bagi Indonesia untuk berusaha memenuhi pasar domestik dengan pengoptimalan aktivitas produksi dalam negeri karena adanya kondisi pandemi ini Indonesia harus lepas tangan pada barang- barang impor China.

Dalam bidang pertanian yang merupakan komoditas utama yang harus selalu ada sepanjang tahun, Kementerian Pertanian sudah melakukan upaya dengan menerapkan kebijakan dalam rangka antisipasi penurunan kegiatan ekspor ke luar negeri, khususnya China. Antisipasi tersebut dilakukan dengan cara mengkoordinasi para eksportir supaya memanfaatkan pasar ekspor dengan baik.

Dalam bidang pertanian yang paling diperhatikan atas kasus-kasus yang pernah terjadi adalah lonjakan harga bawang putih. Harga bawang putih melonjak karena   kurangnya   ketersediaan  bawang   putih.   Kementerian  Pertanian masih berupaya mencari alternatif untuk koordinasi pendorongan produksi dalam negeri serta untuk berjaga-jaga mencari alternatif negara impor.

Hal lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah pergantian produk pertanian impor dengan produk lokal. Pemerintah dapat berupaya agar masyarakat lebih menyukai dan terbiasa untuk mengonsumsi produk pertanian serta produk perkebunan lokal. Dalam hal produksi lagi, pemerintah harus membuat segala kebijakan dan intervensi untuk mendorong masyarakat penghasil komoditas dapat memproduksi barang-barang yang tidak kalah kualitasnya dengan barang impor.

Penurunan perekonomian China secara tidak langsung memberi dampak kepada menurunnya perekonomian negara bergantung, yakni Indonesia. Khususnya dalam sektor ekonomi perdagangan. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah perlu menciptakan kebijakan dan intervensi strategi guna mendorong kemajuan perekonomian lokal dan berhenti untuk bergantung kepada negara asing untuk impor, yakni China sebagai pangsa paling besar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun