Sumber: Instagram.com
Â
Selamat datang di Berita Terniki Tegal bersama dengan Dimdim, penulis abal-abal yang ngarep jadi jurnalis. Tentunya pada Berita Terniki Tegal ini, Dimdim memaparkan berita happening seputar Tegal yang disajikan sesuai dengan fakta dan dikemas secara ngawur.Â
Pada kesempatan kali ini Dimdim mempunyai berita seputar menjelang kelulusan SMA/SMK sederajat. Jika bicara tentang kelulusan SMK, identik dengan yang namanya coret-coret dan konvoi untuk merayakan kelulusan. Tak terkecuali dengan salah satu SMK yang ada di Tegal ini, sebut saja namanya SMK Ini Tegal.
Beberapa murid dari SMK Ini Tegal melakukan corat-coret dan setelahnya mengadakan makan-makan. Setelah ditelusuri, ternyata aksi corat-coret yang mereka lakukan bukan bertujuan untuk merayakan kelulusan, namun merayakan telah sukses menghadapi rentetan ujian sekaligus membuat kenangan yang tak terlupakan di masa SMK.
Beberapa hari kemudian, murid yang terlibat corat-coret yang diketahui ternyata satu kelas, Â tercium kabarnya oleh guru bahwa telah melakukan kegiatan corat-coret. Tak butuh waktu lama kabar itu-pun merebak, dari mulai guru tingkat dewa, guru kelas kakap, guru kelas ember dan bahkan beberapa murid. Akhirnya murid yang terlibat corat-coret dimintai keterangan
"Kalian kenapa corat-coret dan konvoi? Kan Ibu sudah bilang, jangan corat-coret!" seorang guru dengan nada kesal
"Kita nggak konvoi bu, cuma corat-coret itu-pun berlangsung hanya satu jam di satu tempat dan setelah itu langsung makan-makan," jawab salah satu murid
"Tapi bukan seperti itu caranya, kalau mau bereuforia cari kegiatan yang bermanfaat"
"Niat kita hanya membuat kenangan bu. Itu juga kita udah diperbolehkan sama lurah setempat dengan syarat hanya kegiatan corat-coret di satu tempat, nggak konvoi dan waktunya hanya satu jam," jawab murid yang lainnya.
Terjadi perdebatan antara guru dan murid. Guru menggali informasi dari murid sembari memberikan wejangan bahwa apa yang dilakukan  beberapa muridnya adalah salah, sementara murid yang terlibat dalam corat-coret membenarkan kronologi dibalik corat-coret itu sembari membeberkan bukti konkrit dari mulai foto bersama lurah setempat ketika corat-coret, menceritakan faktanya, bahkan menceritakan faktanya lewat speaker mushola (Ini nggak banget).