Analisis:
Angka 2 merupakan nomor urut yang di dapatkan Basuki dan Djarot dalam pencalonan dirinya sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta, Angka ini digambarkan dengan menggunakan background berwarna merah, dan angka didalamnya berwarna putih agar terbaca lebih jelas.Â
Peletakan posisi angka 2 yang berada di pojok kanan atas dan dibingkai dengan bentuk menyerupai pita bertujuan untuk mengimbangi tulisan BASUKI DJAROT yang berada di bagian kiri atas sehingga menciptakan sebuah komposisi yang seimbang (keseimbangan asimetris).
Angka 2 juga dimaknai sebuah jargon untuk memimpin dua periode. "Kita syukuri bahwa nomor urut dua seakan-akan menginginkan agar Ahok - Djarot memimpin kembali dua periode." Kata Sekertaris Dewan Pemimpin Wilayah Partai Nasional Demokerat (NasDem) DKI Jakarta Wibi Andrino, di Jakarta, Rabu, 26 Oktober 2016. (dikutip dari "Republika").
Identifikasi Tanda Verbal 3 (Sub-Headline)
"#PerjuanganBelumSelesai"
Setiap suaramu akan memastikan selesainya pembangunan Jakarta
Analisis:
 #PerjuanganBelumSelesai yang ditulis dengan huruf bold dan diikuti kalimat 'Setiap suaramu akan memastikan selesainya pembangunan Jakarta' digunakan sebagai sub-headline kampanye politik pasangan ahok-djarot pada poster ini. Penggunaan hastag disini merupakan pendekatan penyampaian pesan yang digunakan agar terasa lebih dekat dengan khalayak dan lebih kekinian.
Seperti yang kita ketahui hastag/tagar bukan lagi hal asing bagi sebagian besar penduduk di negeri ini, khususnya para pengguna sosial media. "Hastag/tagar sendiri merupakan lakuran kata tag dan pagar. Tanda tagar adalah tanda pagar (simbol #) yang diletakkan di awal kata atau frasa yang diketikkan pada jejaring sosial" (wikipedia). Hastag pada umumnya berfungsi untuk mempermudah pengelompokkan dan pencarian konten tertentu.Â
Hastag berbunyi #PerjuanganBelumSelesai mengacu kepada pasangan Ahok-Djarot yang sebelumnya telah menjabat gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Disini penulis mencoba menyampaikan bahwa apa yang dilakukan Ahok-Djarot untuk Jakarta di periode sebelumnya belum sepenuhnya selesai.