tradisi serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa tersebut. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, sraddha yang berarti keyakinan. Dalam bahasa Jawa sendiri, Nyadran berasal dari kata sadran yang artinya ruwah syakban.
Agenda rutin setiap menyongsong ramadan, salah satunya adalah Nyadran. Keluarga kami turut melestarikanJika di pedesaan yang masih kental akan adat istiadat, nyadran dilakukan oleh warga satu desa. Waktu pelaksanaannya beragam, menyesuaikan waktu lengang kesibukan masyarakat setempat. Rangkaian upacara nyadran berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur.
Saya sendiri sejak kecil hidup di dalam lingkungan perumahan. Saya bersyukur, orang tua saya mengenalkan tradisi Nyadran kepada saya. Biasanya, sebelum ramadan tiba, kami sekeluarga mengunjungi makam leluhur. Bukan untuk meminta restu kepada mereka yang telah tiada agar lancar dalam menjalankan ibadah ramadan, bukan! Tujuannya adalah untuk mengingatkan kita, bahwa kelak kita akan menyusul mereka. Selain itu, kita menjadi tahu siapa leluhur kita dan dimakamkan di mana. Tak lupa, rapalan doa terucap untuk para leluhur yang telah mendahului.
***
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu kabupaten di DIY yang terletak di sebelah barat. Sudah mendengar akan ada bandara baru di Jogja? Ya, bandara tersebut terletak di kabupaten Kulon Progo. Bandara Yogyakarta International Airport tersebut akan merubah nasib kabupaten yang dulu dikenal dengan nama Adikarta.
Tak ingin tergerus jaman dan terlupakan begitu saja. Pemerintah kabupaten Kulon Progo berupaya melestarikan tradisi dan budaya yang ada di Kulon Progo. Salah satunya adalah tradisi Nyadran Agung. Sebuah tradisi yang jamak hidup di masyarakat Jawa dalam menyongsong bulan Ramadan. Nyadran Agung menjadi representasi nyadran yang berlangsung di masyarakat pada umumnya. Namun kali ini lebih besar dan melibatkan banyak warga. Agenda tersebut telah menjadi agenda rutin dalam kalender pemerintah daerah Kulon Progo.
Selain lebih besar dan melibatkan banyak warga, hal yang membedakan Nyadran Agung dengan nyadran pada umumnya adalah kirab. Di dalam kirab tersebut akan ada pasukan Bregada dan arakan gunungan. Gunungan adalah sejumlah makanan atau sayur mayur serta hasil bumi yang dibentuk menyerupai gunung.
Nyadran Agung pada tahun 2019 memiliki beberapa rangkaian acara, yaitu Mujahadah atau doa bersama sebagai rangkaian acara pembuka. Kemudian acara inti Kirab Gunungan Nyadran Agung. Kirab dimulai dari halaman DPRD Kabupaten Kulon Progo menuju Alun-alun Wates. Sesampainya di Alun-alun Wates, akan ada prosesi Ngalap Berkah. Ngalap berkah adalah prosesi di mana masyarakat berebut isi gunungan yang telah di kirab dan didoakan. Dan rangkaian Nyadran Agung ditutup dengan Pagelaran Wayang Kulit. Rangkaian acara tersebut didukung penuh oleh pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta lewat pendanaan kegiatan menggunakan Dana Keistimewaan.