Mohon tunggu...
Dimas arif
Dimas arif Mohon Tunggu... Saya mahasiswa

saya mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun karakter anak melalui Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar

24 Juni 2025   07:05 Diperbarui: 24 Juni 2025   07:05 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan bukan hanya tentang mencetak anak yang pintar secara akademik, tetapi juga tentang membentuk karakter yang kuat, tangguh, dan bermoral baik. Sekolah Dasar (SD), sebagai jenjang pendidikan paling awal, merupakan tempat strategis untuk menanamkan nilai-nilai tersebut. Di sinilah Bimbingan dan Konseling (BK) berperan sebagai jembatan untuk membantu siswa mengenal, memahami, dan mengembangkan karakter positif.

BK di SD tidak hanya melayani siswa yang menghadapi masalah, tetapi juga berfungsi sebagai sarana pengembangan karakter melalui pendekatan yang menyenangkan dan sesuai perkembangan usia anak.

Karakter: Fondasi Kepribadian Anak

Karakter merupakan seperangkat nilai yang tertanam dalam diri seseorang dan tercermin dalam sikap serta perilaku sehari-hari. Karakter anak tidak terbentuk secara instan, tetapi melalui proses yang panjang dan konsisten. Nilai-nilai seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, kerja sama, dan pantang menyerah harus dikenalkan dan ditanamkan sejak dini.

Jika pendidikan karakter tidak dimulai dari bangku SD, maka akan sulit membentuk pribadi yang kuat ketika anak telah remaja. BK menjadi salah satu jalur paling efektif untuk menginternalisasi nilai-nilai tersebut melalui interaksi langsung, pembimbingan, dan pendampingan.

Peran BK dalam Pembentukan Karakter di SD

Layanan BK di Sekolah Dasar berperan sebagai agen pembinaan karakter dengan cara:

Mengajak siswa mengenali nilai-nilai positif melalui cerita, diskusi, dan permainan edukatif.

Membimbing siswa dalam menyelesaikan konflik secara sehat, misalnya saat bertengkar dengan teman atau merasa tidak dihargai.

Mendorong refleksi diri, yaitu membantu anak memahami perasaan dan tindakan mereka sendiri.

Memberikan penguatan (reinforcement) ketika siswa menunjukkan sikap baik, seperti menolong teman atau jujur mengakui kesalahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun