Mohon tunggu...
dilla rahma
dilla rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Kompasianer

peminat pendidikan, linguistik, dan jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Program Kampus Mengajar Perintis, Mahasiswa FKIP UMM Tular Teknologi pada Guru hingga Orangtua Dampingi Guru

22 Desember 2020   09:31 Diperbarui: 22 Desember 2020   09:35 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua belas mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang tuntas menjalani Program Kampus Mengajar Perintis (KMP). KMP merupakan bagian dari Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang digulirkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayan dengan tujuan mengajak para mahasiwa untuk berpartisipasi sekaligus memberikan solusi bagi sekolah-sekolah yang terdampak pandemi Covid-19. 

Kedua belas mahasiswa itu adalah Dinik Sukma Berlianisyah, Annisa Dyah Febrianti, Aldina Ramadhani, dan Rohmawati Mufida dari Prodi PGSD; Pripta Fajri Ramadhanti dan Putri Diah Ayu Pitaloka dari Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia; Egar Aldiyaksa Akbar dan Alvin Dewa Yanuar dari Prodi Pendidikan Biologi; Neng Wiwin Indrawati dan Cahyo Aulia Andi Putra dari Prodi PPKn; serta Daffa Indra Arya Wardhana dan Lovie Kartika Sari dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Bersama 2.500 mahasiswa lainnya dari seluruh Indonesia, mereka mengabdi di sekolah di sekitar domisilinya selama tiga bulan.

Dalam tiga bulan ini, ada berbagai program yang disusun para mahasiswa. Program-program ini berbeda satu dengan lainnya bergantung pada permasalahan yang terjadi di sekolah berdasarkan observasi pada minggu-minggu awal pelaksanaan KMP. Rohmawati Mufida, misalnya, melaksanakan program tular teknologi pada guru di SDN 52 Parupuk Tabing, Kota Padang, tempatnya mengabdi, karena sebagian besar guru masih gagap teknologi. Tak hanya pada guru, ia pun lakukan program yang sama pada siswa dan wali siswa. Pasalnya, pembelajaran dilaksanakan secara daring sehingga baik guru maupun siswa dan wali siswa harus sama-sama melek teknologi.

"Program tular tekhnologi tidak hanya saya berikan kepada guru tetapi kepada siswa dan wali siswa juga, karena masih banyak yang masih gagap teknologi padahal pembelajaran dilaksanakan secara daring," terang Rohma, sapaan akrabnya.

dokpri
dokpri
Dalam program tular teknologi ini, Rohma mendampingi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran daring melalui Zoom Meeting, membuat quiz atau penilaian harian (PH) dari Google Form, dan pembuatan video pembelajaran. Sementara untuk siswa dan wali siswa, Rohma mendampingi pengoperasian masing-masing platform tersebut dari sudut siswa.

Di lain sisi, hasil asesmen literasi dan numerasi siswa melalui  aplikasi Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) yang menunjukkan hasil di bawah rata-rata mendorong Pripta Fajri Ramadhanti berfokus pada kegiatan literasi.

"Kemampuan literasi anak-anak kebanyakan di bawah angka 60. Bahkan, ada anak kelas 4 SD yang ternyata belum bisa membaca. Jadi, selain mengimplementasikan Modul Literasi Numerasi dari Kemendikbud, saya membuat beberapa kegiatan literasi seperti membuat poster menarik dan mading timbul sederhana," jelas mahasiswa tingkat akhir Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia yang jalani pengabdian di SDN Mangunreja, Kab. Serang, Provinsi Banten ini.

Bahkan, sebagian besar mahasiswa membantu guru melaksanakan kegiatan guru kunjung atau home visit lantaran tidak semua siswa memiliki gawai atau memiliki jaringan yang memadai.

dokpri
dokpri
Wakil Dekan I FKIP UMM, Dr. Sudiran, M.Hum, bersyukur bahwa kedua belas delegasi FKIP UMM lolos pada program yang didanai LPDP itu. Keterlibatan FKIP dalam KMP, menurutnya, bukan hanya untuk mendukung kebijakan pemerintah, tetapi juga karena ada banyak manfaat yang akan diperoleh mahasiswa. Salah satunya adalah semakin terasahnya softskill dan hardskill mahasiswa.

"Kita mendaftarkan 12 mahasiswa dan Alhamdulillah semua lolos. Kita tentu mendukung program pemerintah. Apalagi ada banyak manfaat untuk mahasiswa kita. Seperti, dengan terjun ke sekolah, mereka akan paham apa masalah di sekolah dalam melaksanakan pembelajaran di masa pandemi. Mereka akan mendampingi guru dan menghadapi murid yang beragam. Tentu, softskill dan hardskill mereka semakin terasah," terang Sudiran.

Lebih lanjut, ia berharap lewat KMP ini, para mahasiswa bisa berperan secara optimal dalam mengembangkan karir dan profesi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun