Mohon tunggu...
Dilla Hardina
Dilla Hardina Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Kelilingilah dirimu dengan orang-orang yang pantas mendapatkan keajaibanmu🌻

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kutipan Bijak dari Filsuf Stoisisme, Cocok untuk Refleksi Diri

25 Februari 2021   22:00 Diperbarui: 25 Februari 2021   22:10 2723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak membaca buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring, saya menjadi sangat tertarik dengan yang namanya stoisisme. Salah satu aliran filsafat romawi kuno tersebut memberikan angin segar untuk saya dalam menyikapi dan memahami Ilmu Filsafat.

Sebetulnya sejak awal kuliah, saya cukup menyimpan rasa curiosity terhadap ilmu yang sering dianggap rumit tersebut. Namun, ketika memperoleh mata kuliah Filsafat Ilmu dan Filsafat Umum, perspektif saya tentang ilmu tersebut menjadi sangat abstrak.

Jujur, saya tidak terlalu paham dengan ilmu filsafat yang diajarkan di bangku perkuliahan. Selain banyak istilah-istilah asing yang sulit dimengerti, filsafat yang diajarkan di bangku perkuliahan juga disampaikan dengan bahasa yang rumit dan berbelit-belit. Tentunya, perlu membaca satu kalimat secara berulang-ulang untuk bisa menangkap maksud dari apa yang disampaikan dalam buku ataupun dari dikte dosen.

Tentu saja, ini pendapat subjektif dari saya karena setiap mahasiswa tentu memiliki pengalaman masing-masing selama belajar Ilmu Filsafat. Jujur, saya baru memiliki ketertarikan yang lebih terhadap Ilmu Filsafat setelah menjelang berakhirnya masa perkuliahan. Sebab, di masa-masa ini, saya memiliki waktu yang lebih banyak untuk mengeksplorasi berbagai ilmu dan wawasan yang ingin saya ketahui.

Rupanya pandemi ini memberikan hikmah tersendiri karena saya berkesempatan besar untuk menjejali berbagai pengetahuan di luar studi ilmu yang saya pelajari di kampus. Mungkin saja, saya juga lebih cocok belajar secara otodidak alih-alih belajar di bangku pendidikan formal.

Kembali ke stoisisme. Tentunya, di dalam buku Filosofi Teras yang saya baca, ada banyak sekali perspektif baru yang berhasil membuka cakrawala pemikiran saya. Tentunya, filosofi teras (stoisisme) ini sangat cocok dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ilmu ini mengajarkan kita bagaimana untuk bisa mengelola rasa emosi agar tidak merusak diri kita. Bukan hanya itu, stoisisme juga mengajarkan tentang bagaimana bersikap dengan orang lain. Sehingga, bisa dikatakan bahwa stoisisme sangat relevan jika diterapkan di kehidupan masa kini.

Walaupun stoisisme telah ada bahkan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu, akan tetapi nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu ini masih layak digunakan di masa sekarang. Maka tidak heran jika ilmu ini sangat menarik perhatian para kaum milenial, termasuk saya.

Dalam buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring mengandung banyak sekali kutipan-kutipan menarik dan bijaksana yang akan bikin kamu ngangguk-ngangguk karena kerelevanannya. Beberapa kutipan tersebut diantaranya sebagai berikut:

If you live according to what other think, you will never be rich,--Seneca (Letters)

Some things are up to us, some things are not up to us.---Epitectus (Enchiridion)

People exist for one another. You can instruct or endure them.---Marcus Aurelius (Meditations)

Saat kamu mencium anakmu atau istrimu, katakana pada dirimu sendiri bahwa kamu hanya mencium manusia. Sehingga, kamu tidak akan terganggu ketika salah satu dari mereka meninggal dunia.---Epitectus (Enchridion)

Jika kamu merasa susah karena hal eksternal, maka perasaan susah itu tidak datang dari hal tersebut, tetapi oleh pikiran/persepsimu sendiri. Dan kamu memiliki kekuatan untuk mengubah pikiran dan persepsimu kapanpun juga.---Marcus Aurelius.

Sudah saatnya kamu menyadari bahwa kamu memiliki sesuatu di dalam dirimu yang lebih kuat dan ajaib daripada hal-hal yang memengaruhimu layaknya sebuah boneka.---Marcus Aurelius (Meditations)

Sama seperti kita merasa iba kepada mereka yang buta dan pincang, maka kita juga harus merasa iba kepada mereka yang nalarnya buta dan pincang.---Epitectus.

Usahakan agar kamu meninggalkan anak-anak yang terdidik dengan baik dan bukannya harta. Karena mereka yang terdidik mempunyai harapan hidup yang lebih baik daripada kekayaan si bodoh---Epitectus.

Itu dia ulasan singkat mengenai kutipan bijak dari filsuf stoisisme. Tentunya, masih banyak kutipan-kutipan lain yang bisa kamu temukan di buku Filosofi Teras. Tentnnya, kamu bisa merenungkan dan merefleksikan kutipan-kutipan tersebut ke dalam kehidupan.

Baca juga resensi buku Filosofi Teras lengkap: dillahardina8.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun