Mohon tunggu...
Dila HijrianiBalqis
Dila HijrianiBalqis Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Uin RIL

All i wanna do,wanna one.

Selanjutnya

Tutup

Money

Fenomena Covid-19 terhadap Nilai Mata Uang Indonesia

13 Mei 2020   17:04 Diperbarui: 13 Mei 2020   16:55 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Semakin banyaknya jumlah orang yang terjangkit virus corona membuat pemerintah menerapkan himbauan untuk melakukan jaga jarak alias social distancing.Mulai dari himbauan belajar di rumah,bekerja dirumah bagi pekerja yang memungkinkan hingga membatasi kegiatan yang melibatkan banyak orang.Kondisi ini tentu berdampak bagi perekonomian dalam negri,tak hanya itu.Perekonomian Global pun terganggu.

Secara umum, keberadaan krisis ekonomi dapat terlihat dari kondisi beberapa indikator, seperti melemahnya nilai tukar mata uang, IHSG, cadangan devisa, rasio utang luar negeri terhadap PDB, dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, adanya peningkatan inflasi, kredit macet (NPL), serta pelebaran defisit neraca pembayaran dan perdagangan.Pandemi covid ini menjadi salah satu penyebab turun nya nilai tukar Rupiah.Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah menjadi Rp 15.787 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan Kamis, 16 April 2020.

Pelemahan didorong oleh kekecewaan pasar terhadap pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani tentang ekspektasi buruknya ekonomi Indonesia karena virus corona yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh negatif. Sedangkan Bank Indonesia malah optimistis tentang fundamental ekonomi dalam negeri yang dinilai cukup tangguh.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengumumkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpotensi mengalami pelemahan hingga Rp 20 ribu per dolar AS akibat tekanan ekonomi yang disebabkan wabah Covid-19. Di sisi lain, perkiraan moderatnya akan dikisaran Rp 17.500 per dolar AS.Menurut Sri, itu menjadi bagian dari salah satu skenario asumsi makro 2020 yang seluruhnya mengalami perubahan, seperti pertumbuhan ekonomi diperkirakan 2,3 persen hingga -0,4 persen.

Meski begitu, Sri seperti dilansir dari viva.co.id menegaskan, asumsi tersebut bukan menandakan pemerintah akan membiarkan kondisi itu akan benar-benar terjadi. Namun sebaliknya sebagai patokan bahwa jangan sampai skenario terburuk itu benar-benar terjadi.Kurs yang beliau sampaikan adalah upaya menahan diri,Karena Pemerintah sedang menjaga kondisi.Bagian yang ada di table asumsi makro adalah prediksi kedepan Pemerintah untuk mencegah agar tidak terjadi,Pemerintah sekarang sedang benar-benar menjaga pergerakan perekonomian Negara kita.

Perry Warjiyo  sebagai Gubernur BI menyatan tingkat rupiah saat ini sudah memadai. Beliau menekankan sebagai Gubernur  BI beliau menyatakan tingkat rupiah saat ini sudah memadai. Seperti yang skenario adalah sebagai prediksi ke depan  kita cegah supaya itu tidak terjadi.Terlepas dari pebedaan asumsi antara Mentri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia Mengenai pelemahan  nilai  tukar Rupiah  kita berharap agar virus corona segera lenyap dari muka bumi.Agar  roda perekonomian berjalan maju sehingga dapat memulihkan kembali nilai tukar mata uang kita.

Ditulis Oleh Dila Hijriani Balqis Santoni

Perbankan Syariah B UIN Raden Intan Lampung

Dosen Pengampu:Bpk.Dr.Muhammad Iqbal Fasa,M.E.I

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun