Momen Xia Zhi pada 21 Juni
Oleh Dikdik Sadikin
Setiap tahun, pada tanggal 21 Juni, masyarakat Tionghoa kuno memperingati satu titik balik waktu: Xia Zhi -Summer Solstice, hari saat siang terpanjang menyentuh langit, dan malam paling pendek menyisakan sedikit ruang bagi gelap. Aksara (xi) berarti musim panas, dan (zh) berarti tiba atau puncak. Maka Xia Zhi adalah saat matahari tiba sampai di puncaknya. Â
Dan puncak, sebagaimana segala yang terlalu penuh, selalu menyimpan potensi untuk tumpah. Seperti kata Laozi, "Ketika sesuatu telah mencapai puncaknya, ia akan berbalik."Â The Dao that can be spoken is not the eternal Dao. Dan terang, seperti matahari siang, selalu menyisakan bayangan di bawah kaki kita.Â
Secara ilmiah, Xia Zhi atau Summer Solstice terjadi pada 21 atau 22 Juni, ketika matahari menyentuh puncaknya di lintang +23,5, di atas Tropic of Cancer. Tahun ini, 21 Juni 2025, kita menghadapinya sekali lagi. Secara astronomis di Indonesia, Xia Zhi terjadi di WIB pada jam 10.42, WITA 11.42 dan WIT 12.42.  Pada hari itu, siang terasa lebih panjang, suhu merayap, dan udara menjadi padat.
Dalam filsafat Yin Yang dan Wu Xing, Xia Zhi adalah ketika Qi Yang ()---energi siang, terang, panas, dan ekspansi---mencapai puncaknya, namun mulai memberi ruang bagi Qi Yin, energi sebaliknya: redup, malam, sejuk, dan introspektif.
Fase ini digambarkan dalam I Ching, atau "Kitab Perubahan"Â sebagai kitab filsafat Tiongkok kuno, sebagai keadaan "berlimpah tapi mulai menyusut". Sebuah keseimbangan yang halus namun tak bisa dielakkan. Seperti langit yang terang tapi menyimpan bayangan gelap di sudut-sudutnya.
Filsafat kuno ini, secara mengejutkan, sejajar dengan salah satu hukum ekonomi klasik The Law of Diminishing Return yang ditulis David Ricardo pada 1815. Sebuah prinsip yang menyatakan bahwa jika satu faktor produksi ditambah terus-menerus sementara yang lain tetap, maka hasil tambahan dari tiap penambahan itu akan makin mengecil, dan akhirnya menurun. Semakin banyak pupuk tak berarti panen akan terus bertambah. Semakin banyak sinar tak selalu berarti kehidupan terus berkembang. Bahkan matahari pun, ketika terlalu lama di atas kepala, bisa menghanguskan daun.
Xia Zhi, sebagaimana The Law of Diminishing Return itu, adalah pengingat bahwa pertumbuhan tak selalu berarti kemajuan.
Sejarah memberi cukup bukti.