Mohon tunggu...
Dika Hardika
Dika Hardika Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Bersilaturahmi ke Ponpes Khusus Perempuan, Kang Anton Ingin Ciptakan Kiai dan Ilmuwan

18 April 2018   20:10 Diperbarui: 18 April 2018   20:12 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Jawa barat, pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakatnya. Juga telah banyak memberikan kontribusi besar terhadap generasi muda Bangsa. Sebab itu, pasangan Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 2, Anton Charliyan bersama pasangannya TB. Hasanuddin (Kang Hasan) akan mengucurkan dana sebesar 1 Tirlun untuk meningkatkan pendidikan pesantren di Jawa Barat.

Kang Anton berpendapat bahwa pondok pesantren merupakan sarana penting bagi ulama dalam menjalankan tanggung jawabnya. Maka itu, sambungnya, perlu diberikan perhatian khusus untuk peningkatan pendidikan pesantren yang lebih baik. Hematnya, pesantren tidak hanya bisa menjadi lumbung kiyai yang menguasai ilmu agama namun juga nantinya pesantren harus mampu memiliki pengetahuan umum dan teknologi bahkan memiliki kemampuan bisnis atau keahlian yang lain.

"Melalui program 1 triliun ini, kami akan mengembangkan pesantren dan keagamaan. Dengan Membangun fasilitas pendidikan dan memberikan insentif untuk guru-guru ngaji, marbot, dan lain sebagainya, " ungkap Kang Anton saat berkunjung ke Pondok pesantren Al-Hasanah, di Kampung Lewiliyang, Desa Sindulan, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Rabu(18/4).

Atas kunjungan Kang anton, Pimpinan Pesantren Al-Hasanah, Siti Hapsoh mengaku senang bisa bertemu dengan Kang Anton dan ia menilai bahwa Kang Anton merupakan sosok pemimpin yang berjiwa agamis dan peduli dengan perkembangan pesantren di Jawa Barat. "Saya senang bisa ketemu dengan Kang Anton, yang merupakan sosok figur pemimpin yang berjiwa agamis. Bahkan mau memperhatikan pendidikan keagamaan dan mempererat persaudaraan antar umat beragama," katanya.

Siti berharap, kedepanya Kang Anton bisa terus peduli dengan pendidikan pesantren di Jawa Barat. Apalagi, menurutnya, ponpes Al-Hasanah adalah satu-satunya pesantren yang khusus untuk kaum wanita. "Kita kekurangan orang yang komitmen dengan pendidikan pesantren, baik kesejahteraan guru-guru maupun peningkatan SDM," jelasnya. Kedatangan Kang Anton pun disambut oleh para santriwati dengan pentas Qosidah. Masih di tempat yang sama, Kang Anton sempat melakukan sholat Dzuhur berjama'ah.

Jawa barat, sebagai daerah yang memilki pondok pesantren terbanyak, tentu hal ini akan berdampak baik terhadap pendidikan akhlak masyarakat. Apabila pendidikan di setiap pesantren ditingkatkan, termasuk memperhatikan para kiyai dan marbot, serta pengelola pesantren, pondok pesantren tidak hanya akan menciptakan iklim religius, tetapi bisa menjadi bagian yang bisa mengendalikan keamanan dan kedamaian bagi seluruh masyarakat Jawa Barat.

Apalagi seperti yang digagas oleh Kang Anton, selain bisa menngembangkan kelimuan agama, pesantren juga bisa mengembangkan bidang keahlian lain, seperti bisinis, sesuai dengan tantangan jaman sekarang ini. Dengan begitu, anak-anak didik yang ada dipesantren juga akan memiliki daya saing. Sehingga pada saat keluar dari pesantren tidak lagi gagap dalam menghadapi era modern yang membutuhkan wawasan baru dan bisa mengaplikasikan kelimuannya tersebut relevan dengan jaman.  

Selaras dengan yang dikatakan Nasir bahwa bahwa pesantren tidak selalu diidentikkan sebagai lembaga pendidikan yang anti perubahan, haram akan modernisasi, eksklusif, non demokratis dan stigma-stigma negatif lainnya. Pesantren sebagai cikal bakal sistem pendidikan di Indonesia dengan corak dan karakter yang khas dianggap telah menjadi ikon masyarakat pribumi dalam memancangkan ideologi pendidikan di Indonesia (Ridlwan Nasir, 2009:13).

Maka, sebuah perubahan serta pengembangan pesantren ke arah modern, sesuai jaman, bisa dimungkinkan apabila semua pihak bisa saling bahu membahu dalam meningkatkan pendidikan pesantren demi terciptanya generasi-generasi cerdas yang memilki fondasi keislaman dan akhlak yang kuat di tengah-tengah masyarakat yang heterogen. Yang nantinya, bisa menciptakan para santri yang ahli di bidang teknologi, ahli di bidang wirausaha, ahli di bidang pertanian, ahli dibidang sains dll, semua itu tidak mustahil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun