Mohon tunggu...
Diffani Mufidah
Diffani Mufidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Student of Educational Technology

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kampus Mengajar sebagai Upaya Pemerataan Akses dan Peningkatan Kualitas Pendidikan Sekolah Dasar

12 Oktober 2021   09:49 Diperbarui: 12 Oktober 2021   09:56 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi Kelas Kampus Mengajar (Dokpri)

(Pelaksanaan Program Kampus Mengajar Angkatan 1 di UPTS SD Negeri 10 Guguak VIII Koto)

Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia mengharuskan semua aktivitas yang melibatkan banyak orang dibatasi untuk menghindari perluasan penyebaran virus. Hal ini mempengaruhi dan mengubah tatanan kehidupan masyarakat di segala bidang, mulai dari kesehatan, ekonomi, bisnis dan pendidikan. Dibatasinya kegiatan membuat pertumbuhan ekonomi menurun. Semua lokasi usaha selain sektor esensial dibatasi dan bahkan dilarang beroperasi untuk sementara waktu. Demikian juga dengan sekolah-sekolah yang memungkinkan bertemunya banyak manusia dalam satu tempat, menjadi tempat potensial dalam penyebaran virus.

Oleh karena itu, sejak Maret 2020 hingga artikel ini ditulis, sebagian besar sekolah masih merumahkan siswanya dan melakukan pembelajaran secara daring atau home visiting. Dirumahkannya siswa membuat kualitas belajar kurang bisa terukur dan terkontrol. Hal ini menyebabkan learning loss menjadi hal yang umum terjadi. Learning loss adalah kesenjangan yang terjadi akibat hilangnya sebagian kecil atau besar dari pengetahuan siswa karena terhentinya pembelajaran untuk sementara waktu [1].

Dalam rangka mengatasi masalah di atas, Kemendikbudristek menginisiasi diadakannya Kampus Mengajar. Kampus Mengajar merupakan bagian dari kebijakan Merdeka-Belajar Kampus-Merdeka (MBKM) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) dimana kegiatannya bertujuan untuk memberikan solusi kepada sekolah dasar yang terdampak pandemi, dengan memberdayakan mahasiswa sebagai pendamping guru di daerah domisili masing masing agar proses pembelajaran yang terhambat akibat pandemi bisa dilaksanakan dengan efektif. Program Kampus Mengajar ini dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan pembagian sasaran sekolah tersebut akan mengutamakan pengajaran di daerah tertinggal, terluar dan terdepan di Indonesia (3T) sebesar 70%, sementara 30% lainnya akan ditempatkan di wilayah non 3T.

Salah satu sekolah yang menjadi mitra program Kampus Mengajar ini adalah UPTD SDN 10 Guguak VIII Koto, Kabupaten Lima Puluh Koto, Sumatera Barat. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah berakreditasi C yang menjadi sasaran dari program ini. Sekolah ini hanya memiliki 5 siswa, dimana 4 orang berada di kelas 5 dan 1 orang berada di kelas 4. Sekolah juga tidak memiliki media belajar yang memadai. Fasilitas yang umum di sekolah lain seperti torso, projector, peta Indonesia maupun dunia tidak tersedia di sekolah. Bahkan siswa tidak memiliki semacam LKS ataupun buku pegangan. Perpustakaan sekolah juga sudah tidak terurus dan berfungsi sebagai gudang.

Dalam mengatasi segala kekurangan yang ada, peserta kampus mengajar mengupayakan pembuatan modul belajar bagi siswa sebagai salah satu media belajar. Dengan adanya modul, siswa memiliki buku pegangan sekaligus lembar kerja yang dapat dikerjakan. Disamping sebagai media belajar, modul dirancang untuk dapat meningkatkan literasi dan numerasi siswa.

Kerja Bakti Warga Sekolah (Dokpri)
Kerja Bakti Warga Sekolah (Dokpri)

Peserta kampus mengajar bersama warga sekolah juga melakukan kerja bakti dalam rangka menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Kemudian peserta kampus mengajar bersama dengan para siswa membersihkan perpustakaan hingga layak digunakan sebagai tempat belajar seperti fungsi seharusnya.

Belajar di Perpustakaan (Dokpri)
Belajar di Perpustakaan (Dokpri)

Selama program, mahasiswa bergantian mengajar di kelas sesuai dengan mata pelajaran yang diampu masing-masing. Mahasiswa menerapkan berbagai metode belajar, seperti group discussion, reward and punishment, ice breaking, dan metode-metode lainnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun