Mohon tunggu...
Sulaisa DifaRiskama
Sulaisa DifaRiskama Mohon Tunggu... Jurnalis - zzz

Ask me!

Selanjutnya

Tutup

Money

Nina Nuraniyah, Sosok di Balik Barang Cantik Hasil Daur Ulang Sampah

17 Mei 2019   00:21 Diperbarui: 17 Mei 2019   00:57 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nina dengan hasil daur ulang sampahnya/dokpri

Seorang wanita hebat berasal dari Kampung Cisalopa, Desa Psair Buncir, Kecamatan Caringin, Kab Bogor Jawa Barat meraih penghargaan tertinggi di ajang Shell LiveWire Top Ten Innovators berkat wirausaha sosial yang diberi nama olehnya 'Greena'. Greena adalah sebuah wirausaha sosial yang kegiatannya tak hanya mengumpulkan sampah daur ulang dari perusahaan, desa dan sekolah saja, akan tetapi juga membangun kapasitas dan kemampuan masyarakat lokal untuk menjadi bagian dari solusi melalui sistem pengelolaan sampah terpadu dengan pengembangan komunitas dan pendidikan.

Nina Nuraniyah yang berusia 35 tahun merupakan lulusan IPB jurusan Biologi. Ia begitu gigih menyadarkan masyarakat soal kebersihan lingkungan sejak tahun 2009. Berawal dari keprihatinannya melihat kebiasaan buruk warga yang membuang sampah ke sungai, Nina tergugah untuk mengubah kebiasaan tersebut menjadi sesuatu barang yang bernilai ekonomis. Nina bercerita, di awal perjuangannya ia mendatangi sekolah-sekolah dan pengajian untuk memberikan penyuluhan soal pengolahan sampah yang baik dan benar. Setelah beberapa bulan melakukan penyuluhan, Nina mengaku hampir menyerah karena belum melihat perubahan perilaku warga.

Namun, semangatnya kembali menggebu ketika ia ditelepon oleh salah satu murid sekolah yang pernah ia beri pelatihan tentang daur ulang sampah yang menyatakan semangat untuk mengikuti jejaknya melestarikan lingkungan dan berencana untuk membentuk sebuah komunitas sebagai wadah kegiatannya. Dari situlah yang membuat Nina semakin mantap dan yakin untuk menseriusi Greena ini karena ia percaya usahanya tidak akan sia-sia dan bisa bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

Pada saat awal merintis Greena, Nina sempat tidak dipercaya dan tidak mendapat dukungan dari orang tuanya lantaran mereka merasa Greena tidak akan bisa menghasilkan materi untuk kelangsungan hidup putrinya. Namun dengan usaha Nina yang tidak pernah menyerah, pelan-pelan orang tuanya luluh dan mendukung anaknya tersebut lantaran mereka mulai melihat dan merasakan perubahan lingkungan yang makin baik di masyarakat berkat usaha anaknya tersebut.

Tidak hanya sebatas permasalahan sampah, Greenna juga memberdayakan ibu-ibu rumah tangga sebagai penggerak utama pengolahan sampah. Oleh ibu-ibu di Kampung Cisalopa, kantong plastik bekas makanan dan minuman tak dibuang begitu saja. Sampah-sampah itu diubah menjadi tas, tempat pensil, wadah kosmetik, hingga souvenir pernikahan.

Keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan tersebut akan dikembalikan kepada ibu-ibu dalam bentuk poin yang bisa ditukarkan dengan sembako. "Sekarang bank sampahnya kita melalui ibu-ibu pengajian, dan dibikin poin bukan dengan uang. Kalau sudah sampai 20 poinnya nanti bisa ditukar dengan seperempat gula pasir atau minyak, dengan sembako," ujar Nina.

Setelah 9 tahun berjalan, Greenna semakin dikenal banyak orang. Bahkan Nina sebagai CEO Greenna berkesempatan terbang ke Jerman untuk menceritakan kisah perjuangannya. Berbagai penghargaan pun diberikan untuk Nina. Di antaranya masuk dalam kategori 100 perempuan inspiratif dari majalah Kartini pada tahun 2011 dan Ashoka Youth Change Maker. Nina menyebut, saat ini Greenna membutuhkan keterlibatan pemerintah agar kegiatan-kegiatannya bisa berjalan lancar.

"Jadi masih banyak yang harus dilakukan, masih banyak yang harus dipikirkan, seperti metode apa lagi seperti itu, supaya semua masyarakat bisa merubah perilaku berkelanjutan (tidak membuang sampah sembarangan)," tutur Nina.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun