Mohon tunggu...
Lutfi Nasution
Lutfi Nasution Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Amatiran Ndeso

Biasa aja ... Masih Belajar dan Terus Belajar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Suhandi di Arus Pusaran Politik yang Kalah

22 Februari 2020   16:06 Diperbarui: 22 Februari 2020   19:00 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Adalah Suhandi, pengurus DPW PAN Sumatera Utara, mendapatkan tugas partai menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD PAN Nias Selatan, dan di Fraksi PAN DPRD Provinsi Sumatera Utara sebagai Tenaga Ahli (TA), melalui SK Fraksi PAN DPRD Sumut tertanggal 13 Januari 2020.

Tidak sampai sebulan, tepatnya tanggal 4 Februari 2020, Fraksi PAN DPRD Sumut mencopot Suhandi dari posisi Tenaga Ahli dengan alasan "karena sesuatu hal". Semua orang tahu bahwa pencopotannya itu patut diduga berkaitan dengan kongres PAN.

Mengapa ?
Karena Suhandi sebagai Plt Ketua DPD PAN Nias Selatan mendukung ZH. Sungguh Suhandi cowok banget. Keren. Berani menyuarakan hati sanubarinya. Jujur terhadap dirinya sendiri.

Tapi sikapnya memang penuh resiko. Hasilnya, Subandi dicopot dari posisi Tenaga Ahli Fraksi PAN DPRD Provinsi Sumatera Utara.

Sikap politik Suhandi pasti membawa resiko politik. Resiko itu tergantung hasil political game. Jika menang, tetap bertahan. Jika kalah, akan disingkirkan (dari posisi politik). Tapi, hal itu tak berlaku bagi Suhandi. Meski ZH menang, Subandi ditendang. Dicopot. Kok sadis amat ya. Pakai gaya zero sum game. Politik bumi hangus. Karena Suhandi berbeda pilihan politik, langsung dicopot.

Lah ini yang mencopot Suhandi, sewaktu di kongres, kalah. Sudah kalah, tapi otoriter. Sudah otoriter, tetap tidak mau kalah.

Seharusnya, apapun pilihan politik kader di kongres, harus dihargai. Meski berbeda dengan pilihan politik DPW. Karena pemilik suara adalah mereka para peserta sesuai amanah AD ART. DPW juga pemilik suara karena peserta kongres. Tapi DPW tidak bisa mengambil-alih kepesertaan ketua DPD. Jika suara DPD berbeda dengan DPW, ya jangan marah.

Eh.. Ini kok main pecat, copot saja. Katanya mau berdemokrasi, kok anarkhi. Katanya mau berdemokrasi, kok tidak ada sikap toleransi. Ayoo come on.. move on doong. Kongres sudah selesai. Hasil kongres sudah sah semua. Bang ZH terpilih kembali. Ayo bersama banting tulang membesarkan PAN.

Jangan kemudian menghukum orang yang berbeda pilihan. Sudah kalah, tapi menghukum pula. Sikap yang aneh dan antik. Biasanya, pihak yang menang itu bersikap pongah, sombong, otoriter. Ini kok dunia jadi terbalik. Pihak yang menang, sikapnya tetap santun, hormat, dan bersahaja. Pihak yang kalah, sikapnya otoriter.

Ayo move on. Tutup buku kongres. Buka buku konsolidasi pemenangan pemilu 2024.

Sumber dari M. Sabri Fi'in - Kader PAN Sumatera Utara, By: @porosmendawai

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun