Mohon tunggu...
diyah
diyah Mohon Tunggu... Freelancer - Dee

lulusan antropologi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Horor Indonesia dari Masa ke Masa

3 Agustus 2020   13:53 Diperbarui: 27 Oktober 2020   20:52 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Ouw Peh Tjoa/Ouw Phe Tjoa (Doea Siloeman Oeler Poeti en Item) oleh Crisco 1492

Beberapa tahun belakangan ini, saya kembali menonton film horror Indonesia, terutama sejak film "Pengabdi Setan" karya Joko Anwar menjadi booming di Indonesia. Saya amat penasaran kenapa film horor Indonesia bisa menjadi box office? Film nya seperti apa sesungguhnya. 

Sayangnya saya melewatkan kesempatan untuk menonton film tersebut di gedung bioskop. Baru setelah sebuah stasiun televisi swasta menayangkannya, saya pun menonton film tersebut. 

Film remake dari film berjudul sama karya Sisworo Gautama Putra, ternyata luar biasa seram menurut saya pribadi. Kisahnya bisa kita temukan di kehidupan masyarakat Indonesia umumnya.

Sebenarnya kapan tepatnya film horor Indonesia bermula? Apabila ditelusuri dari berbagai sumber, film yang mengangkat tema horor sudah ada jauh sebelum negara Indonesia terbentuk, tepatnya pada pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

Film bertema horor yang dibuat yaitu film tentang siluman ular putih, yaitu Ouw Peh Tjoa/Ouw Phe Tjoa (Doea Siloeman Oeler Poeti en Item), dibuat pada tahun 1934. 

Film ini diangkat dari kisah legenda Tiongkok yang terkenal mengenai siluman ular putih bernama Pai Su Chen yang jatuh cinta pada pemuda miskin namun baik hati, dan jujur bernama Khouw Han Bun. Pai Su Chen pun menjelma menjadi manusia, dan menikahi Khouw Han Bun. Sayangnya kisah cinta mereka harus berakhir dengan perpisahan.

Kenapa film horor pertama ini mengangkat kisah legenda Tiongkok? Karena pada masa itu, orang Tionghoa lah yang mampu memproduksi film. Orang Tionghoa pulalah yang memiliki gedung untuk disewakan sebagai gedung bioskop. Tahun 1925, sebagian besar Bioskop berada di tangan orang Tionghoa. 

Film Doea Siloeman Oeler Poeti en Item tersebut diproduksi The Teng Chun, untuk mengisi kejenuhan penonton dari kalangan Tionghoa terhadap film yang bertema Hindia Belanda. 

Tema cerita klasik Tiongkok, apalagi terdapat 'trick' fotografi seperti mengubah orang menjadi hewan, orang bisa terbang, dan lain lain, membuat orang Tionghoa tertarik untuk menonton.

Meskipun sesungguhnya cerita legenda Ular Putih tidak terlalu terkenal di Tiongkok, namun sangat terkenal di kalangan masyarakat Tionghoa di Hindia Belanda, karena diterjemahkan ke dalam Bahasa Melayu.

Pada tahun selanjutnya, terdapat film horor masih dengan bertema siluman yaitu Tie Pat Kai Kawin (Siloeman Babi Perang Siloeman Monjet, 1935), dilanjutkan dengan Anaknja Siloeman Oeler Poeti (1936), dan Lima Siloeman Tikoes (1936). Semua film horor ini dibuat oleh The Teng Chun yang mengganti nama perusahaan filmnya menjadi Java Industrial Film Coy (JIF). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun